Jakarta, Aktual.com – Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) mendatangi gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Rabu (11/4). Kedatangan perwakilan FPI itu, bertujuan untuk bersilaturahmi.
Dalam silaturahmi itu, ada beberapa hal yang perbincangkan, salah satunya terkait dengan puisi Ibu Indonesia yang dibacakan Sukmawati Soekarnoputri beberapa saat lalu dan menjadi kontroversi karena dinilai menghina agama Islam.
FPI yang diwakili Ketua Umum FPI, Ustadz Shabri Lubis dan Wakil Ketua Umum FPI, Ustadz Ja’far Shodiq, disambut hangat oleh Ketua Umum MUI KH. Ma’ruf Amin, Wakil Ketua Umum MUI, H. Zainut Tauhid Sa’adi, Ketua MUI Bidang Infokom, H. Masduki Baidlowi, dan Ketua Komisi Dakwah MUI, KH Cholil Nafis, Ph.D.
KH. Ma’ruf Amin mengatakan, MUI secara institusi belum mengeluarkan sikap resmi terkait dengan puisi Ibu Indonesia, namun MUI berharap, umat Islam dapat menerima permintaan maaf dan mengakui kesalahan yang disampaikan Sukmawati.
Kiai Ma’ruf Amin menjelaskan, dirinya mendahulukan fikih dakwah daripada fikih ahkam (Hukum-hukum dalam konteks ushul fiqih).
“Saya memaafkan Sukmawati itu untuk membimbingnya, karena ia telah mengakui tak mengerti syariah dan meminta maaf kepada umat Islam,” kata Kiai Ma’ruf Amin.
Berkenaan tuntutan hukum, Kiai Ma’ruf hanya berharap, dan sama sekali tidak melarang, apalagi menghalangi siapapun yang mau menuntut secara hukum. Sebab, wilayah hukum adalah hak seluruh warga negara dan kewenangan penegak hukum.
“Saya hanya berharap tidak dituntut, tapi tak berarti melarang apalagi menghalangi orang yang mau menuntut secara hukum,” tegas Kiai Ma’ruf.
Tentang persatuan umat, Kiai Ma’ruf dan ustadz Shabri Lubis sepakat untuk membangun saling sepahaman, bahwa dalam berjuang dan membangun dakwah harus bagi tugas dan tidak boleh saling menafikan. Apapun yang sekiranya disalah pahami, sebaiknya dilakukan tabayyun dan musyawarah.
“Ini penting sebagai sikap umat Islam. Apalagi di zaman semarak medsos, harus hati-hati dan bijak menanggapi segala isu yang berkembang. Umat Islam perlu menguatkan diri dari berbagai serangan yang mengadu domba, sehingga disibukkan dengan masalah perpecahan internal umat Islam,” kata Ust. Shabri.
FPI, kata Ustadz Shabri, siap mendukung kebijakan MUI, terutama dalam melakukan nahi munkar dan menggalang persatuan umat Islam di Indonesia.
Artikel ini ditulis oleh: