Jakarta, Aktual.com – Ketua Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) Slamet Ma’rif menegaskan akan terus melawan ketidakadilan yang masih terjadi di Indonesia.
“PA 212 itu gerakan moral. Gerakan ini akan terus berjalan. Selama masih ada ketidakadilan di Indonesia, kita akan terus membela,” kata ustad Slamet dalam Dialog Aktual yang berlangsung Jumat (3/12) sore.
Ustad Slamet mengatakan ada diskriminasi yang jelas terjadi pada PA 212. Tidak hanya di wilayah pusat, diskriminasi ini terjadi di seluruh wilayah.
“Ya contohnya saat PA 212 ingin unjuk rasa. Gerakan lain boleh demo dengan asal ada perizinannya, tapi giliran kami ingin demonstrasi malah terus ditekan oleh kepolisian,” lanjut Ustad Slamet.
Selain demonstrasi, Ketua PA 212 juga mengakui aktivitas gerakan salat subuh berjamaah yang dilarang. Menurutnya, PA 212 tidak dibolehkan salat berjamaah, padahal umumnya semua orang dibolehkan untuk melaksanakan salat berjamaah.
“Demokrasi yang digaung-gaungkan kini menjadi otoriter. Jika dibiarkan, era ini akan lebih berbahaya ketimbang Orde Baru,” papar Ustad Slamet.
Walaupun terjadi berbagai diskriminasi yang dialami PA 212, alumni 212 tetap semangat menjalankan demonstrasi di tahun ini.
Ustad Slamet mengungkapkan PA 212 sedang memperluas jaringan-jaringan yang ada di Indonesia demi menyuarakan ketidakadilan dan diskriminasi umat Islam.
Bagi Ustad Slamet, PA 212 bukan hanya reuni yang berkumpul setahun sekali. Jaringan PA 212 tersebar di 180 kabupaten dan terdapat koordinator di 18 provinsi. PA 212 juga menargetkan 470 ribu alumni 212.
“PA 212 yang telah berjalan selama 3 tahun ini juga sudah memiliki cabang hingga ke luar negeri,” tutur Ustad Slamet.
Selanjutnya, Ustad Slamet kembali menegaskan PA 212 bukan partai politik sehingga tidak punya target apapun.
“PA 212 mendukung siapapun yang ingin memperbaiki bangsa dan melawan ketidakadilan,” tegasnya.
(Shavna Dewati Setiawan)
Artikel ini ditulis oleh:
Aktual Academy