Jakarta, Aktual.com – Ketua Umum Partai Rakyat yang juga Panglima Front Pembela Rakyat (FPR), Nugroho Prasetyo, disebut-debut laik menjadi salah satu menteri Kabinet Kerja Jilid II untuk Capres Terpilih Joko Widodo dan Cawapres Terpilih Ma’ruf Amin. Nugroho dianggap cocok jadi menteri untuk Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDT).
Melalui surat dan permohonan lisan kepada pihak Nugroho Prasetyo antara Juni-Juli 2019 lalu, sejumlah organisasi massa (ormas) dan lembaga mengusulkan dan mendorong Nugroho agar dapat masuk dalam kabinet Capres Terpilih Joko Widodo dan Cawapres Terpilih Ma’ruf Amin.
Ormas dan lembaga yang mendorong sekaligus mencalonkan Nugroho sebagai menteri di antaranya : Forum Komunkasi Lintas Alumni Universitas Cendra Wasih/Uncen (Mega Petrodez Keliduan), Persatuan Keluarga Sunda-Dayak Kepri (Endang Soedjana), GMBI (Gerakkan Masyarakat Bawah Indonesia Jawa Tengah (M Sulton), Pengamal Wahidiyah Madiun Raya (Haryanto Kusno), Koordinator Gabungan eks Kombatan GAM (Tgk Moh Arifin), Club Community Suzuki Bengkulu (Johny Alpiker), Paguyuban Pamong Desa se-Ngawi (Ahmad Noto Y), PSHT (Padepokan Agung Persaudaraan Setia Hati Terate) dan Front Pembela Rakyat (FPR).
“Kami mengusulkan kepada Pak Joko Widodo dan Pak Ma’ruf Amin agar memilih Pak Nugroho menjadi salah satu menteri dan kalau bisa jadi Menteri Desa dan PDT karena beliau memiliki kompetensi dan kapabilitas untuk jabatan tersebut,” ungkap Ketua Forkomtas (Forum Komunikasi Lintas Alumni) Uncen, Mega Petrodez Keliduan, Jumat (18/7).
Mega yang mewakili sejumlah ormas lainnya menyebutkan sejumlah alasan Nugroho layak menjadi Menteri Desa dan PDT antara lain :
Pertama, Nugroho figur pintar, cerdas, muda, enerjik, kreatif, inovatif, gaul dan masih termasuk kategori milenial, memiliki kemampuan komunikasi yang baik, hobi berada di lapangan atau di tengah rakyat yang susah. Nugroho juga sosok pemberani dan pekerja keras.
Kedua, memiliki jaringan yang luas di seluruh Indonesia melalui Partai Rakyat dan jaringan FPR yang memiliki jumlah anggota mencapai lebih dari 5 juta orang.
Ketiga, memiliki jiwa dan kharisma kepemimpinan, memiliki kemampuan manajerial yang baik sekaligus sukses membangun usaha atau perusahaan, organisasi sosial, organisasi pendidikan dan organisasi politik.
Keempat, memiliki visi untuk bangsa dan kerakyatan; mensejahterakan seluruh rakyat secara ekonomi, mendorong rakyat pedesaan untuk berdikari di bidang ekonomi, mendorong dan menuntun rakyat untuk bekerja keras, memiliki jiwa wirausaha, jiwa kreatif dan jiwa inovatif.
Kelima, memiliki skema, konsep dan program efektif untuk penggunaan dan penyerapan dana desa, berikut transparasi dan akuntabel demi menghindarkan aparat desa melakukan perbuatan korupsi.
Keenam, pada Pilpres 2019 lalu, Nugroho adalah pendukung militan Joko Widodo. Pada Pilpres 2019, bersama Partai Rakyat dan FPR, Nugroho memberikan dukungan nyata, mendukung Capres Joko Widodo dan Cawapres Ma’ruf Amin. FPR misalnya telah mengerahkan lebih dari satu juta relawan untuk menjadi saksi di berbagai TPS (Tempat Pemungutan Suara) di seluruh Indonesia.
“Pada prinsipnya saya siap untuk menjadi Menteri Desa dan PDT pada Kabinet Indonesia Kerja jilid II. Saya memiliki kompentensi di bidang pembangunan desa, pembangunan dan pengembangan masyarakat termasuk transmigrasi. Saya siap membantu Pak Jokowi dan Pak Amin sebagai pemimpin pemerintahan Indonesia untuk periode 2019-2024,” beber Nugroho.
Nugroho lahir di Ngawi pada 23 September 1973 merupakan seorang politisi, aktivis, pengusaha, pendiri/deklarator/Ketua Umum Partai Rakyat dan pemimpin tertinggi (panglima) FPR sebuah ormas yang memiliki jutaan anggota sekaligus memiliki 300 ribu satgas terlatih di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat.
Di bidang bisnis, pria berusia 46 tahun ini menjadi komisaris sejumlah perusahaan di antaranya sebagai Komisaris Utama PT Ageng Sta Clara, bergerak di bidang usaha konstruksi/real estate/properti/pertambangan.
Artikel ini ditulis oleh: