Muhammadiyah juga mengharapkan semua pihak untuk tetap tenang dan jernih, serta tidak mengembangkan berbagai asumsi negatif yang memberi ruang pada saling curiga dan sentimen sosial yang bermuara pada terganggunya kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Jadikan bulan Ramadhan sebagai wahana perenungan rohani dan introspeksi diri bagi seluruh elit dan warga atas segala sikap dan tindakan yang selama ini dilakukan secara individual maupun kolektif sebagai bangsa,” katanya.

Ia mengimbau para tokoh dan elit bangsa agar memberikan teladan kenegarawanan yang mengutamakan kepentingan umat dan bangsa di atas kepentingan diri dan golongan.

“Kedepankan sikap tulus dan penghidmatan tinggi dalam membimbing rakyat agar menjadi warga negara yang hidup rukun, damai, toleran, sabar, dan saling mencintai dalam persaudaraan dan kemajemukan menuju kehidupan yang berkemajuan dan berkeadaban utama,” kata Haedar.

 

Ant

(Wisnu)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara