Jakarta, Aktual.com — Politikus Senior Partai Golkar, Hajriyanto Y Tohari mengakui bahwa dalam perjalanannya partai berlambang pohon beringin telah lupa dengan slogannya sebagai ‘the party of ideas’. Terutama, pasca reformasi Golkar cenderung bersikap pragmatis.
Hal itu dikatakan terkait pemilihan calon ketua umum Partai Golkar dalam gelaran Munas luar biasa yang juga ajang rekonsiliasi partai berlambang beringin.
“Menurut saya Golkar sudah terlalu lama tidak mengembangkan diskursus politik serius, soal bagaimana penataan system ketatanegaraan kita kedepan. Belakangan setelah reformasi Golkar lambat laun semakin kehilangan mensdiskusikan itu semua, dua periode terakhir ketika rapat-rapat dibicarakan soal pemikiran pragmatis seperti dalam pemenangan di pilkada saja,” kata Hajriyanto dalam acara diskusi, di Jakarta, Minggu (21/2).
Seharusnya, Golkar berbicara tentang permasalahan ketatanegaraan bangsa, soal garis besar haluan negara (GBHN), hingga amandemen UUD 1945.
“Seharusnya Golkar terdepan soal itu semua, padahal Golkar mengatakan dirinya sebagai party of ideas tetapi kenapa justru tidak ada ide-ide yang dikeluarkan Golkar saat ini,” tandas mantan wakil ketua MPR itu.
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang