Belum lagi jika blok Masela mengalami produksi pada tahun 2025-2027 maka dapat dipastikan kebutuhan gas dalam negeri dapat terpenuhi.
“Kalau ada yang tidak terserap lalu ada wacana impor, itu apa dasarnya? jadi saya kira harus dilihat menyuruh secara detail,” ujar dia.
Kemudian ditinjau secara keekonomian, dia memperkirakan harga gas dari Singapura tidak berbeda jauh dari harga gas dalam negeri. Dengan selisih yang tidak begitu besar, maka dia mendorong agar pemerintah tetap memprioritaskan gas dalam negeri untuk mendorong multiplier efek.
“Kenapa tidak domestik saja padahal ada nilai tambahnya berupa penyerapan tenaga kerja, jasa penunjang, bangun infrastruktur dan sebagainya. Jadi mikirnya harus holistik jangan hanya lihat harga kita USD 7 disana USD 6 lalu ngambil dari luar, akibatnya industri hulu migas kita makin buruk,” pungkas dia.
Sementara pada perkembangannya, Direktur Pengadaan Strategis 1 PLN, Nicke Widyawati menjelaskan pada saat ini PLN dan Keppel akan mengkaji kerja sama pemanfaatan infrastruktur gas milik Keppel untuk pembangkit-pembangkit listrik PLN di Sumatera.
Infrastruktur yang dimaksud berupa tempat penyimpanan (storage) LNG dan fasilitas regasifikasi milik Keppel dapat dimanfaatkan untuk pembangkit-pembangkit gas PLN di Tanjung Pinang dan Natuna.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Andy Abdul Hamid