Lampung, Aktual.com – Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan Mantan Wakil Ketua Badan Intelijen Negara (BIN) KH As’ad Said Ali menyatakan kesediaannya dicalonkan sebagai ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dalam muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama.

Setelah kemantapan KH As’ad Said Ali untuk maju dalam perebutan kursi ketua umum. Bursa calon ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dipastikan akan berjumlah tiga nama. Sebelumya, dua calon unggulan ketua umum PBNU yakni petahana KH Said Aqil Siroj dan Katib Aam Yahya Cholil Staquf.

Kiai As’ad mengatakan, dirinya mantap untuk maju karena melihat ada gejolak di Nahdlatul Ulama beberapa saat sebelum penyelenggaraan Muktamar ke-34 di Lampung.

“Saya dari kecil suara NU dan sampai sekarang berjiwa NU dan saya merasakan apa yang terjadi gejolak di NU,” ujar Kiai As’ad pada Rabu (22/12).

Selain soal alasan pribadi itu, Kiai As’ad mengatakan, dia juga mendapat permintaan dari beberapa kiai sepuh NU untuk menjadi penyejuk dari dinamika di Muktamar, utamanya dalam perebutan kursi ketua umum.

“Ada desakan dari ulama-ulama sepuh seperti Kiai Dimyati Rois, Kiai Abuya Muhtadi, Kiai Ali Masyuri, Kiai Malik Badani agar saya terjun di dalam pemilihan ketua umum PBNU ini, karena di dalam NU mereka merasakan ada suatu polarisasi yang tajam diantara ulama,” katanya.

Dengan dua pertimbangan itu, mantan Wakil Ketua Umum PBNU ini memantapkan pilihan untuk melaju dan ambil bagian sebagai calon ketua umum.

“Oleh karena itulah saya dengan segala konsekuensi berusaha memenuhu harapan-harapan ulama tersebut tadi untuk membangun atau mengembalikan soliditas organisasi NU,” paparnya

Nama KH As’ad Said Ali diyakini akan banyak mengubah dinamika calon ketua umum PBNU selain dua nama unggulan KH Said Aqil Siroj dan KH Yahya Cholil Staquf jelang Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Lampung pada 22-23 Desember mendatang.

Artikel ini ditulis oleh:

As'ad Syamsul Abidin