Jakarta, Aktual.co — Pernyaataan Presiden Jokowi telah menganalisis pemberitaan pada 343 media melalui mesin intelijen baik pro dan kontra terhadap kebijakan pemerintahannya, terus menuai kritik. Koordinator Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Uchok Sky Khadafi menilai bahwa tidak sepatutnya presiden melontarkan hal tersebut.

“Disaat rakyat sedang sengsara dengan kenaikan BBM dan Gas, presiden malah sibuk ‘ngintelin’ media. Itu pernyataan yang kurang pintar dimata publik,” kata Uchok ketika ditemui, di komplek parlemen, Jakarta, Kamis (8/1).

Apa yang disampaikan oleh presiden itu, sangat mudah menimbulkan tafsiran yang diterima publik. Salah satunya, pernyataan itu bukti pemerintahan Jokowi-JK anti-kritik. “Seharusnya anggapan pemberitan itu untuk masukan dan kritikan saja bagi pemerintah,” ucap dia.

Ia pun juga menilai, sikap Jokowi yang seperti itu mengingatkan pada sebuah pribahasa, ‘kacang lupa pada kulitnya’. “Jokowi lupa kalau dia dibesarkan oleh media, Jokowi jangan kacang lupa kulitnya,” pungkasnya.