Jakarta, Aktual.co — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah tipis sebesar lima poin menjadi Rp12.205 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.200 per dolar AS.
“Nilai tukar rupiah kembali melemah meski sempit seiring dengan masih adanya kekhawatiran kenaikan inflasi akibat harga penyesuaian kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Jumat (14/11).
Kendati demikian, lanjut dia, Bank Indonesia akan menempuh sejumlah kebijakan untuk memastikan dampak kenaikan BBM terhadap inflasi tetap terkendali dan bersifat semantara.
Ia menambahkan bahwa peluang mata uang rupiah untuk kembali menguat masih cukup terbuka menyusul defisit transaksi berjalan indonesia hingga ke 3,07 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Di sisi lain, ia mengatakan bahwa pelaku pasar keuangan juga sedang menanti data inflasi serta produk domestik bruto (PDB) negara-negara di kawasan Eropa, serta data penjualan ritel AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa penguatan dolar AS terhadap rupiah cenderung masih tertahan di tengah antisipasi pelaku pasar uang terhadap sejumlah data yang akan dirilis dari Eropa maupun AS.
“Dolar AS masih bertahan di area positif di tengah antisipasi data ekonomi global diharapkan ada perbaikan sehingga dapat berdampak pada ekonomi domestik,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka