Pekerja memeriksa selang pengisian Liquefied Natural Gas (LNG) di kilang pencairan gas alam Badak LNG di Bontang, Kalimantan Timur, Rabu (1/7). Kapasitas produksi kilang tersebut rata-rata mencapai 17 juta metrik ton per tahunnya untuk memenuhi kebutuhan ekspor ke Jepang, Korea dan Taiwan. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/Rei/foc/15.

Jakarta, Aktual.com – Pemerintah meminta PT Pertamina tidak ambisius dengan tetap memperhatikan kemampuan keuangan dalam mengambil porsi saham pada perencanaan pembangunan kilang Bontang.

Kementerian ESDM tidak ingin perusahaan plat merah itu mengalami tekanan keuangan disebabkan perencanaan bisnis yang tidak visible.

“Kalau bisa dia (calon rekanan) ambil porsi lebih besar, Pertamina kecil aja. Kalau kemampuan keuangan Pertamina memungkinkan, kan kita harus lihat kemampuan Pertamina juga kita berharap jangan sampai nanti keuangan pertamina jadi stretch,” kata Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar, Senin (15/5).

Arcandra melanjutkan; Saat ini telah ada dua perusahaan dari China dan Kuwait yang serius untuk mengikuti tender.

“Sudah ada dua yang ikut tender, Kuwait dan China. Prosesnya open, semua boleh ikut. Yang ajukan penawaran dua itu yang kompetitif dan yang comply lainnya ikut tapi ternyata tidak masukin berkas,” ujarnya.

Dengan pembangunan Kilang Bontang dan beberapa kilang lainnya dia yakin kemampuan produksi BBM nasional pada tahun 2023 mampu di dipenuhi opeh fasilitas yang ada.

“Perkiraan kita 2023 kebutuhan kita sekitar 2 jutaan, kalau semua RDMP dan grass root selesai, kita punya 2 jutaan,” pungkasnya.

(Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Eka