Tulungagung, Aktual.com – Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, menegaskan bahwa dirinya maupun jajaran pengurus pusat (PP) Muslimat NU tidak akan mengeluarkan rekomendasi ataupun netral dalam pilkada serentak yang akan digelar 9 Desember 2015.

“Saya tegaskan, kami bersikap netral. Tidak akan ada upaya intervensi dari pusat ke daerah,” katanya setelah melakukan pelantikan pengurus PC Muslimat NU Tulungagung, Minggu (6/9).

Sebaliknya, lanjut dia, pengurus cabang muslimat di setiap daerah yang menyelenggarakan pilkada, diberi keleluasaan untuk menjalin komunikasi setara dengan calon-calon lain.

Muslimat NU di daerah, tegas dia, diperkenankan untuk mendukung salah satu pasangan calon, ataupun tidak berpihak sama sekali dengan peserta pilkada (netral).

“Mereka (Muslimat NU daerah) lebih tahu bagaimana membangun komunikasi yang setara dengan seluruh kekuatan yang sedang berproses,” tegasnya.

Tersirat, Khofifah mengakui ormas Muslimat saat ini menjadi daya tarik bagi kepentingan politik untuk dibawa dalam arus pilkada serentak yang akan digelar pada 9 Desember 2015.

Besarnya massa Muslimat serta kepatuhan terhadap kebijakan organisasi dalam beberapa kali pelaksanaan pilkada, pemilu, pileg maupun pilpres, menjadi tolak ukur potensi suara dari kelompok Muslimat.

Fakta itu pula yang diduga melatarbelakangi rumor keinginan salah satu calon dalam Pilkada Trenggalek untuk memanfaatkan kunjungan Khofifah di Tulungagung guna “mampir” ke Kabupaten Trenggalek.

Namun menurut sumber internal yang menyertai kunjungan Mensos di Tulungagung, permintaan tersebut akhirnya ditolak.

Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, Khofifah juga menegaskan bahwa Muslimat sebagai organisasi massa bersikap netral dalam Pilkada 2015.

Menurut Khofifah, NU tetap istiqomah sebagai organisasi yang berhubungan dengan kemaslahatan umat.

Maka sangat mustahil adanya tendensi maupun tekanan politik untuk kepentingan calon tertentu pada pilkada yang dijadwalkan digelar serentak pada 9 Desember 2015.

“Muslimat NU tetap netral karena lebih mencintai kerukunan beragama. Kita prihatin ada konflik SARA yang terjadi belakangan ini. Semoga ini tidak menjadi celah bagi timbulnya kesenjangan dikalangan umat,” ujarnya saat di Madura.

Artikel ini ditulis oleh: