Nganjuk, aktual.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan bahwa pembangunan Museum Pahlawan Nasional Marsinah di Nganjuk turut serta memberikan edukasi kepada generasi muda mengenai keteladanan, semangat, dan keberanian Marsinah dalam memperjuangkan keadilan dan kemanusiaan.

“Yang kita bangun bukan hanya gedung, tetapi juga ruang nilai. Di sinilah generasi muda bisa belajar tentang keberanian, kejujuran, dan keberpihakan pada keadilan yang diteladankan oleh Marsinah,” katanya dalam keterangan yang diterima di Nganjuk, Minggu.

Menurut Khofifah, dengan adanya rumah singgah dan museum nantinya akan semakin menguatkan desiminasi dan pelestarian perjuangan Marsinah

“Penghormatan kepada pahlawan tidak berhenti di makam, tetapi harus kita lanjutkan dengan merawat nilai perjuangannya dan menghadirkannya dalam kehidupan hari ini,” ujarnya.

Gubernur juga telah hadir secara langsung mendampingi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan ziarah dan peletakan batu pertama Rumah Singgah sekaligus Museum Pahlawan Nasional Marsinah, Kabupaten Nganjuk.

Di tempat peristirahatan terakhir aktivis buruh yang juga pahlawan nasional Marsinah tersebut, keduanya menabur bunga sebagai bentuk penghormatan, meneguhkan bahwa perjuangan Marsinah merupakan bagian penting dari sejarah bangsa yang patut dijaga dan dimaknai secara berkelanjutan.

Tak hanya itu, Gubernur Khofifah dan Kapolri juga bersilaturahmi dengan keluarga Marsinah di kediaman almarhumah.

Pertemuan tersebut menjadi ruang dialog untuk mengenang perjalanan hidup Marsinah sebagai seorang anak bangsa, sekaligus mempererat ikatan kemanusiaan antara negara dan keluarga pahlawan nasional.

“Marsinah mengajarkan kepada kita bahwa keberanian untuk membela kebenaran selalu memiliki harga, tetapi juga memiliki arti yang sangat besar bagi kemanusiaan. Tugas kita hari ini adalah memastikan nilai itu tidak pernah padam dan terus menyala dalam kehidupan berbangsa,” katanya.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan gagasan awal pendirian museum datang dari keluarga Marsinah. Mereka ingin ada yang benar-benar monumental.

Kapolri mengungkapkan, perjuangan Marsinah begitu berat dan harus dikenang oleh masyarakat dan para buruh.

“Museum ini akan memamerkan barang-barang peninggalan Marsinah, seperti surat-surat perjuangan, catatan berisi keluh kesah Marsinah kepada kakaknya, buku harian, pulpen, pakaian, dan dokumen lain terkait perjalanan hidupnya sebagai aktivis buruh,” kata dia.

Ia menambahkan, rencana pembangunan rumah singgah atau Museum Marsinah bukan tanpa arti. Dari perjalanan bagaimana kegigihan almarhumah Marsinah dari kecil hingga dewasa. Saat bekerja beliau memperjuangkan hak-hak buruh sehingga harus dijaga semangatnya untuk mendukung dan mendorong hak-hak buruh yang harus dilanjutkan dan diperjuangkan khususnya generasi buruh untuk berjuang bersama.

“Almarhumah Marsinah membawa pesan dan cita-cita besar yang harus dilanjutkan dan diwujudkan semangat oleh buruh. Beliau adalah obor yang membuat seluruh buruh saat itu terus mengibarkan semangat yang digelorakan Marsinah. Terus jaga semangat Almarhum dalam setiap perjuangan agar buruh sejahtera,” kata Kapolri.

Sementara itu, kakak kandung Marsinah, Marsini mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang menghadiri peletakan batu pertama museum dan rumah singgah Marsinah.

“Terima kasih apa yang saya inginkan dipenuhi, mulai tasyakuran keluarga 17 November lalu, kenang-kenangan rumah singgah dan museum langsung dibuatkan. Hari ini nyata akan peletakan batu pertama,” ujarnya.

Marsini berharap setelah museum dibangun dan diresmikan, terus dilakukan pemeliharaan dan perawatan untuk memberi manfaat bagi warga dan desa sebagai desa wisata.

“Masyarakat membuka suvenir termasuk kaus Marsinah dijual untuk menghidupi UMKM di Desa Nglundo sehingga menambah pemasukan dan masyarakat sejahtera serta makmur,” kata Marsini.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain