Jakarta, Aktual.com — Wakil Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan, yang menjadi khatib shalat Idul Adha 1436 H, mengingatkan pentingnya menanamkan kemuliaan akhlak sejak dini.

“Kita sedang hidup di satu zaman yang memprihatinkan, dan jika dikaitkan dengan posisi Indonesia sebagai bangsa berpenduduk Muslim terbesar namun rapuh dalam moral dan akhlak tentu itu semakin memprihatinkan,” katanya saat menyampaikan khotbah shalat Idul Adha di kantor Pengurus Cabang Muhammadiyah Duren Sawit II, Jakarta Timur, Rabu (23/9).

Ia menyebut masih merajalelanya tindak pidana korupsi, kolusi, pornoaksi, pornografi, narkoba, lesbian, homoseksual, kekerasan, pembunuhan, pelanggaran HAM, penodaan agama, serta kemungkaran dan kejahatan lainnya karena sebagian besar Muslim di negeri ini masih menyimpang dari ruh Al Quran dan As Sunnah.

Penyimpangan itu, menurut dia, disebabkan kemiskinan iman, kemiskinan ilmu, dan kemiskinan harta. Dalam kondisi seperti ini sangat penting memaknai Idul Kurban atau Idul Adha untuk melaksanakan perintah Allah SWT.

Dengan mencontoh Ismail yang pasrah dan penuh ketaatan dalam menjalankan perintah Allah SWT, ia mengatakan umat Muslim harus senantiasa mengambil manfaat dan hikmah dari peristiwa tersebut. Contoh lain adalah keikhlasan menjalankan perintah beribadah haji dengan melaksanakan tawaf dan sa’i dapat menjadi nilai dan etos kejuangan dalam kehidupan sehari-hari.

Nilai-nilai yang telah dicontohkan tersebut, menurut dia, relevan dipegang teguh untuk menghadapi ujian besar yang dihadapi umat Islam secara internasional di mana negara-negara Islam di Timur Tengah sedang menghadapi gempuran yang berdasar hanya pada kepentingan kapitalisme negara adi kuasa.

Nilai-nilai ini juga harus dipegang teguh umat Muslim di Indonesia, yang menurut dia, sedang menghadapi ujian berupa fitnah, adu domba dari pihak lain yang sengaja memecah belah umat dengan tindakan terorisme yang dilakukan sejumlah orang.

“Tidak benar jihad sama dengan bom bunuh diri, jihad adalah kesungguhan dengan tujuan perbaikan (islah), sedangkan bom sifatnya merusak (ifsad). Belum lagi narkoba yang merusak generasi muda,” ujar Amirsyah.

Pendek kata semua hal buruk tersebut harus ditolak dengan sikap tegas dengan mengajak seluruh umat berbuat ma’ruf dan mencegah perbuatan mungkar (amar ma’ruf nahi munkar), katanya.

Karena itu, lanjutnya, menanamkan pendidikan yang didasarkan akhlaqul karimah sejak anak dalam kandungan guna membentengi perilaku merusak harus dilakukan.

Apa yang dicontohkan Nabi Ibrahim kepada anaknya Ismail, ia mengatakan merupakan bukti bahwa Islam mengajarkan umat untuk menanamkan kemuliaan akhlak sejak dini.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan