Madura, Aktual.com — Kualitas hidup manusia di muka bumi ini sangat ditentukan oleh pengorbanan yang dilakukan, kata khotib Zainal Abidin.

“Semakin tinggi pengorbanan yang dilakukan oleh seseorang, maka akan semakin tinggi pula nilai dan kualitas hidup manusia di muka bumi ini,” katanya saat menjadi khatib Shalat Idul Adha bagi warga Muhammadiyah di halaman kantor Bakorwil IV di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Rabu (23/9).

Menurut dia, kehidupan tanpa pengorbanan adalah kehidupan yang gersang, egois dan tidak banyak memberikan manfaat bagi orang di sekitarnya, bahkan cenderung menjadi tamak.

Oleh karenanya, kata Zainal, pengorbanan menjadi penting, bahkan bisa menjadi kebutuhan dasar untuk membangun keidupan sosial yang lebih baik.

Keinginan untuk berkurban merupakan keinginan untuk menciptakan tatanan kehidupan sosial yang lebih baik, selain dari sisi agama memang memiliki nilai ibadah.

Dalam kurban, kata Zainal yang juga anggota DPRD Pamekasan itu, ada aktivitas saling membantu, saling mengasihi dan saling tolong menolong.

“Yang kuat berkurban untuk yang lemah, yang kaya berkurban untuk yang kaya, dan demikian juga yang berilmu hendaknya bisa berkurban kepada orang-orang yang bodoh dengan memberikan ilmu dan wawasan yang mereka miliki,” katanya.

Sejatinya, kurban tidak tidak hanya berupa kegiatan mengorbankan hewan, sebagaimana menjadi tuntunan syariah, tetapi lebih dari itu, kurban memiliki makna dan cakupan yang sangat luas.

Ia menjelaskan kesenjangan sosial yang terjadi di negeri ini, salah satunya karena kurangnya komitmen untuk saling berbagi.

Oleh karenanya, ia mengajak agar umat Islam senantiasa harus meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim AS sebagai bukti nyata keimanan seseorang terhadap Allah SWT.

Amaliyah kurban, bukan hanya sekedar menyembelih hewan atau binatang. Lebih dari itu, berkurban juga merupakan pola dasar dan pedoman bagi umat manusia dari berbagai kehidupan.

Selain itu, berkurban juga berpotensi menumbuhkan kasih sayang antarsesama, baik bagi orang yang berkurban, maupun orang yang menerima kurban.

Menurut Zainal, ada tiga hal yang perlu diperhatikan umat Islam terkait syariat kurban yang diperintahkan Allah SWT melalui Rasul-Nya, yakni Muhammad SAW.

Pertama, bisa mendekatkan diri kepala Allah SWT dalam keadaan apapun, dan yang kedua, mengandung nilai-nilai kebersamaan, lalu yang ketiga, kurban mampu membuang egoisme.

Semangat berkurban yang ditunjukkan Nabi Ibrahim AS merupakan semangat yang perlu diteladani, karena itulah “benang merah” kehidupan ideal yang sebenarnya dan substansi dari inti ajaran Islam dan kemanusiaan.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan