Suasana pelelangan ikan di Pelabuhan Kuala Idi Rayeuk, Aceh Timur, Aceh, Selasa (18/10). Nelayan setempat menyatakan hasil tangkapan ikan dalam sepekan terakhir menurun sekitar 50 persen daripada biasanya akibat pengaruh cuaca buruk. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/aww/16.

Jakarta, Aktual.com – Proyek pembangunan 17 pulau buatan di Teluk Jakarta disebut akan menghambat produksi perikanan tangkap di kawasan tersebut. Tidak hanya itu, puluhan proyek reklamasi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dapat menyumbang rendahnya produksi perikanan secara nasional.

Demikian dinyatakan dalam laporan awal tahun 2017 yang dibuat oleh Koalisi Rakyat Untuk Keadilan Perikanan (Kiara).

“Proyek reklamasi di 37 wilayah pesisir Indonesia, termasuk juga di Teluk Jakarta, menjadi salah satu kebijakan pemerintah yang dapat menghalangi nelayan kecil untuk menangkap ikan,” ujar Deputi Hukum dan Kebijakan Kiara, Rosiful Amirudin kepada Aktual, Rabu (8/3).

Kondisi ini disebut Rosiful, akan semakin memperburuk tingkat produksi perikanan yang sebelumnya sudah terhambat pertumbuhannya karena ilegal fishing. Dari data yang ada dalam laporan awal tahun Kiara, disebutkan bahwa produksi ikan tangkap selama 2011-2016 masih berada di bawah produksi ikan budidaya.

Bahkan pada 2013-2014, produksi ikan budidaya jumlahnya dua kali lipat lebih banyak dari jumlah produksi ikan yang ditangkap di laut.

“Melihat persoalan tersebut, KIARA meminta pemerintah untuk mengevaluasi seluruh proyek pembangunan di wilayah pesisir Indonesia,” tegas Rosiful.

Rata-rata konsumsi ikan masyarakat Indonesia sendiri berkisar pada 34 kg per kapita pertahun. Padahal, idealnya konsumsi ikan sebesar 43 kg per kapita pertahun. Karenanya, tak ada salahnya jika pemerintah harus lebih memfokuskan kesejahteraan masyarakat kecil seperti nelayan ketimbang harus memaksakan proyek pembangunan reklamasi.

Laporan: Teuku Wildan

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan
Andy Abdul Hamid