Jakarta, Aktual.co — Direktur endourologi dan penyakit batu ginjal dari University of Maryland Baltimore Washington Medical Center, Dr julio Davalos, mengatakan kepada FoxNews, bahwa ada cara sederhana untuk membantu menghindari batu ginjal.
Davalos membeberkan, penyebab terbesar dari batu ginjal adalah dehidrasi. Mineral dari makanan yang kita makan, seperti kalsium, oxylate, fosfat atau asam urat, mengkristal ketika tidak ada cukup cairan dalam tubuh untuk mencairkan makanan tersebut.
“Pasien dengan riwayat batu ginjal perlu mengonsumsi sekitar tiga liter cairan sehari, sebaiknya air.urine gelap merupakan tanda dehidrasi dan pasien yang sehat menghasilkan sekitar setengah galon urin setiap hari. Itu penting untuk diingat untuk minum lebih banyak di musim panas ketika Anda cenderung kehilangan lebih banyak air melalui keringat,” papar Davalos, di Washington, Amerika Serikat, Kamis (19/3) kemarin.
Sekedar informasi, batu ginjal yakni bagian yang sulit dari mineral serta makanan yang kita makan yang tidak dapat terpisah dari urin. Siapa pun dapat menghasilkan batu ginjal, namun beberapa orang lebih rentan terhadap mereka karena faktor keturunan.
Ketika batu besar terjebak di saluran kemih, itu dianggap darurat yang membatasi aliran urine dan menyebabkan sakit parah sehingga berpotensi menyebabkan infeksi.
Davalos menyebutkan ada cara mencegah batu ginjal dengan memperhatikan asupan garam, kalsium, dan protein ke dalam tubuh serta rutin mengecek-nya ke dokter terdekat.
“Warga Amerika rata-rata mengonsumsi terlalu banyak sodium. Tunjangan harian yang direkomendasikan adalah 2.300 mg, namun sebagian besar individu mengambil sekitar 5.000 mg per hari,” urainya.
Menurutnya, diet tinggi natrium dapat memicu batu ginjal karena meningkatkan jumlah kalsium dalam urine. Bila Anda memiliki sejarah batu ginjal, coba jaga asupan natrium kurang dari 1.500 mg per hari dengan menghilangkan makanan olahan dan menghindari menggunakan garam saat makan.
Davalos kembali mengatakan salah satu mitos terbesar tentang batu ginjal yaitu, mengonsumsi terlalu banyak makanan yang mengandung susu. Misalnya, susu, keju dan es krim. Meskipun sebagian besar batu ginjal didasarkan kalsium, namun tidak harus menghilangkan kebiasaan tersebut.
“Pemotongan susu benar-benar keluar dari diet benar-benar mengarah ke batu lebih banyak dan memiliki efek negatif potensial lainnya bagi kesehatan,” katanya lagi.
Berdasarkan, rekomendasi dari National Institutes of Health, orang dewasa yang sehat harus mengasup 1.000 sampai 1.300 mg kalsium setiap harinya. Namun, jika memiliki riwayat batu ginjal, dokter mungkin merekomendasikan asupan kalsium yang lebih rendah dari sekitar 800 mg.
Davalos menjelaskan, pasien harus bisa juga mengontrol asupan protein. Makan diet tinggi protein hewani seperti daging merah, unggas dan telur dapat meningkatkan tingkat asam urat dalam tubuh, yang telah terbukti bisa menyebabkan batu ginjal.
Makanan ini juga mengurangi tingkat tubuh seperti, sitrat, zat kimia dalam urine yang membantu mencegah batu dari pembentukan.
“Jika Anda mencoba untuk mencegah batu ginjal, membatasi ukuran porsi Anda untuk tiga ons daging, sebesar setumpuk kartu remi. Hal ini tidak hanya akan membantu Anda menghindari batu ginjal, namun memiliki manfaat kesehatan jantung juga,” jelasnya lagi
Dan yang terakhir, kata dia yakni mengecek keadaan ginjal. Jika memiliki batu ginjal, pastikan meminta dokter memeriksa dan berkonsultasi bagaimana mencegah batu baru dengan cara terbaik.
“Dengan tes sederhana kita dapat menentukan penyebab yang mendasari batu pada kiasaran 97 persen dari populasi masyarakat. Masalahnya, adalah bahwa sebagian besar pasien dan bahkan dokter tidak memahami nilai pengujian ini, sehingga banyak pembentuk batu memiliki penyakit kambuhan yang dapat dicegah atau setidaknya secara signifikan ditingkatkan,” ujarnya.
Davalos menekankan, bahwa penyakit ginjal tergantung pada riwayat keluarga dan faktor kesehatan lainnya. Terkadang, batu ginjal tidak dapat dihindari, namun tetap bisa dicegah dengan baik.
Kiatnya yakni, menghindari makanan asin serta membatasi asupan protein untuk jumlah sedang. Tapi, itu hanya dapat membantu mengurangi risiko saja.
“Sementara diet memainkan peran penting, ada beberapa penyebab di luar kendali pasien. Ini adalah gangguan metabolisme, seperti hiperparatiroidisme atau yang kadang-kadang diturunkan,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh:

















