Petugas memeriksa salah satu pipa di Kilang RU (Unit Pengolahan) V Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (14/4). Melalui program "Refinery Deveploment Master Plan", Pertamina akan meningkatkan kapasitas Kilang RU V dari 260 MBSD (ribu barel per hari) menjadi 360 MBSD. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/16.

Jakarta, Aktual.com – PT Pertamina (Persero) mengakui mengalami kerugian potensi pendapatan sebesar USD 70 juta atas kerusakan Unit-Unit kilang sebanyak 35 kali sepanjang kinerja tahun 2016.

Direktur Pengolahan Pertamina, Toharso menjelaskan, terjadinya shutdown itu disebabkan fasilitas kilang sang sudah berumur dan perawatan yang tidak tepat pada waktunya. Dalam artian masa perawatan mengalami penundaan.

“Sepanjang tahun 2016 ada 35 kali shutdown. Kurang lebih potensi lose (rugi) sekitar USD70 juta,” kata Toharso di Gedung Pertamina Jakarta Pusat, Selasa (24/1).

Namun Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), Yusri Usman mengatakan bahwa sesungguhnya faktor utama penyebab kerusakan kilang Pertamina secara beruntun lantaran penempatan direktur pengolahan tidak memiliki kapasitas dan hanya berdasarkan pertimbangan politis semata.

Akibatnya perusahaan itu menderita banyak kerugian, dalam dua bulan terakhir, tercatat kilang Balik Papan Kalimantan Timur mengalami 3 kali kerusakan.

“Dugaan saya akibat pengangkatan Direktur Pengolahaan bukan berasal dari latar belakang orang pengolahan. Ini produk kebijakan yang dihasilkan dari konflik di internal,” ujarnya kepada Aktual.com.

(Laporan: Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka