Jakarta, Aktual.com — Anggota DPR Komisi VII Kurtubi mengatakan bahwa pihaknya akan mengevaluasi kinerja Direktur Utama PT Pertamina, Dwi Soetjipto.
Hal ini terkait catatan kinerja keuangan PT Pertamina yang buruk sepanjang paruh pertama tahun 2015. Hingga Juni 2015, pendapatan Pertamina mengalami penurunan hingga 40,69 persen, menjadi 21,79 miliar dollar AS dari periode yang sama pada tahun lalu.
“Iya, bisa saja (dicopot). Sebenarnya harga minyak dunia yang relatif murah, dan harga BBM kita sudah tidak subsidi, saya tidak jelas kenapa Pertamina merugi,” ujar Kurtubi, Jumat (21/8).
Dijelaskan, harga minyak dunia sudah perlahan turun hingga 42 dolar per barel. Dengan turunnya harga minyak mentah, sambungnya, seharusnya bisa menjadi momen meningkatkan perekonomian nasional.
“Ini bisa menjadi momen percepat ekonomi, menurun dengan harga minyak ini ada peluang. Dengan cara menurunkan harga premium, maka ekonomi kita akan meningkat,” ujarnya.
Sementara, Wakil Ketua Komisi VII Satya Widya menyebut akan memanggil Pertamina untuk membuka dasar perhitungan harga BBM.
“Kita akan panggil Pertamina untuk membuka dasar penghitungan, supaya jelas di masyrakat. Karena apabila tidak ada koreksi setiap 3 atau 6 bulanan, maka selesih harga di bebankan kepada masyarakat,” ujar Satya.
Pihaknya mempertanyakan kemajuan pembelian minyak bumi secara langsung dari negara-negara produsen minyak oleh Pertamina.
Artikel ini ditulis oleh: