Jakarta, Aktual.com — Kinerja ekspor-impor Tiongkok pada enam bulan pertama 2015 mengalami penurunan sekitar 6,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, demikian berdasarkan data Bea dan Cukai Tiongkok, Selasa (14/7).
Juru bucara kantor Administrasi Bea dan Cukai Tiongkok, Huang Shongping dalam jumpa wartawan mengatakan, total perdagangan luar negeri Tiongkok selama enam bulan pertama 2015 tercatat 11,53 triliun Yuan.
Nilai ekspor selama periode Januari-Juni 2015 tercatat 6,57 triliun atau naik sekitar 0,9 persen, sedangkan nilai impor tercatat 4,96 triliun Yuan atau turun sekitar 15,5 persen.
“Surplus perdagangan pada enam bulan pertama 2015 mencapai 1,61 triliun atau naik sekitar 1,5 kali dibandingkan periode sama tahun sebelumnya,” ungkap Huang Shongping.
Peningkatan kinerja perdagangan luar negeri selama enam bulan pertama 2015 ditunjukkan dalam ekspor antara Tiongkok dengan beberapa negara mitra dagang seperti Tiongkok-Amerika Serikat yang tercatat mencapai 1,64 triliun, Yuan Tiongkok-ASEAN (1,38 triliun Yuan) dan Tiongkok-India (209,6 miliar Yuan).
Sedangkan ekspor Tiongkok ke beberapa “emerging market” seperti ASEAN tumbuh 9,5 persen, India (10,7), Amerika Latin (3,7) dan Afrika (12,9). “Total ekspor ke emerging market tersebut, berkontribusi 26 persen dari total ekspor Tiongkok,” kata Huang Shongping.
Menanggapi hal tersebut Atase Perdagangan RI di Beijing Dandy Iswara mengatakan, meski ekonomi Tiongkok tengah mengalami penurunan, namun masih banyak peluang bagi Indonesia untuk ekspor ke Tiongkok.
“Ekonomi Tiongkok memang mengalami perlambatan, bahkan IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi Tiongkok hanya mencapai 6,8 persen atau lebih rendah dibandingkan yang dipatok oleh Tiongkok sebesar 7,5 persen,” tuturnya.
Namun, lanjut Dandy, Indonesia masih memiliki peluang untuk ekpsor ke Tiongkok terutama komoditi mineral bernilai tambah, atau komoditas lainnya yang telah memiliki nilai tambah.
“Produk makanan dan minuman juga masih sangat berpeluang untuk ditingkatkan penetrasi pasar Tiongkok. Peluang selalu ada, tergantung pada bagaimana kita menyikapi dan menyiasatinya,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh: