Jakarta, Aktual.com – Sepanjang kuartal I-2019, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) masih mengalami kinerja yang berat. Beberapa indikator keuangan masih tercatat menurun ketimbang periode sebelumnya.

Dari sisi pendapatan konsolidasi, perseroan memperoleh Rp823,7 miliar di kuartal I-2019. Pencapaian itu mengalami penurunan dari posisi pendapatan sebesar Rp909,3 miliar di Maret 2018.

Berdasarkan keterangan pers yang diterima media, Kamis (9/5), penurunan pendapatan banyak disebabkan oleh dari bisnis konstruksi sebesar 14,6 persen. Sedangkan pendapatan dari segmen konstruksi dan properti perseroan mengalami peningkatan masing-masing 4,2 persen dan 7 persen.

Posisi laba kotor perseroan yang mencapai Rp189,5 miliar memang naik tipis 2,5 persen dari posisi Rp184,9 miliar di kuartal I-2018. Dengan kondisi itu membuat laba operasional perseroan menjadi Rp57,1 miliar.

Namun sayangnya, menurut keterangan itu, perseroan belum berhasil meningkatkan kinerja laba bersih konsolidasi, dari sebelumnya -Rp8,8 miliar kini menjadi -Rp10,9 miliar di tiga bulan pertama 2019.

“Alhasil, marjin kotor SSIA naik 2,7 persen menjadi 23 persen di kuartal I-2019, dibanding dengan marjin kotor 20,3 persen di kuartal I-2018,” demikian bunyi keterangan tersebut.

Tingkat EBITDA perusahaan pada kuartal I-2019 mencapai Rp72,6 miliar, atau menurun 4 persen dari posisi EBITDA di Maret 2028 di Rp75,6 miliar. Posisi kas dan setara kas perusahaan pada kuartal I-2019 mencapai Rp1,17 triliun, atau menyusut dari Rp1,37 triliun di Maret 2018.

Untungnya, total liabilitas perseroan turun tipis menjadi Rp3 triliun, dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,01 triliun. Namun untuk total aset ternyata masih menurun menjadi Rp7,38 triliun, dari posisi sebelumnya Rp7,40 triliun.

Sepanjang tahun ini, SSIA telah melakukan pelepasan aset real estate di Suryacipta Karawang fase ke-4 dengan potensi pendapatan sebesar Rp325 miliar. Perusahaan meyakini bahwa pelepasan aset tersebut akan memperkuat posisi SSIA untuk fokus di Subang Industrial Township.

Perusahaan juga membukukan penjualan lahan seluas 8 hektare (ha) dengan nilai jual rata-rata sebesar US$ 120/sqm dari landbank di Suryacipta Karawang, selanjutnya transaksi ini mengkontribusi tambahan pendapatan sekitar US$ 9,6 juta atau setara Rp135 miliar.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin