Jakarta, Aktual.com — Ormas Pro Jokowi (Projo) meragukan kapasitas dan kinerja Tim Khusus Percepatan Dwelling Time yang baru dibentuk dan dipimpin oleh Ronnie Rusli.
Sekretaris Jenderal Ormas Projo, Guntur Siregar, di Jakarta, Rabu (26/8), mengatakan Tim Khusus Percepatan Dwelling Time yang baru saja dibentuk terancam mandul alias hanya menjadi macan kertas.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli menunjuk Ronnie Rusli yang menurut Guntur adalah salah seorang yang diketahui sebagai pembenci Presiden Joko Widodo sejak kampanye tahun lalu.
“Jejak kebencian Ronnie terhadap Jokowi dan Nawacita terlihat jelas di media sosial seperti Twitter. Semua orang bisa mengecek,” katanya.
Ia menegaskan sampai sekarang ormas yang dipimpinnya masih berperang melawan Ronnie di media sosial yang selalu menyerang kebijakan Jokowi.
Menurut Guntur, latar belakang dan posisi politik Ronnie itulah yang menjadikan upaya pemerintah membereskan waktu angkut di pelabuhan, rawan sabotase.
“Ronnie dan konco-konconya dari rezim lama bakal menggergaji setiap kebijakan pemerintah dalam melaksanakan Nawacita. Sebagai pembenci Jokowi, Ronnie pasti senang dwelling time kacau,” kata Guntur.
Menko Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli pada Selasa lalu mengumumkan pembentukan Tim Khusus Percepatan Dwelling Time untuk menangani masalah di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Masalah waktu bongkar muat pernah membuat Presiden Jokowi marah besar di lokasi kemudian disusul dengan pengungkapan kasus suap terhadap pejabat di Kementerian Perdagangan.
Projo juga menyangsikan kompetensi Ronnie dalam membereskan masalah di pelabuhan yang sangat menjadi perhatian Presiden Jokowi tersebut.
Ronnie diketahui sebagai pengajar di Universitas Indonesia dan pernah menjadi staf ahli Fraksi Partai Demokrat.
“Belum ada rekam jejak Ronnie dalam menangani mafia pelabuhan. Apalagi, dalam Tim Khusus Percepatan Dwelling Time Ronnie harus memimpin sejumlah perwira tinggi dan pejabat Bea-Cukai. Apakah sudah tidak ada pendukung loyal Jokowi yang kompeten?” tanya Guntur.
Artikel ini ditulis oleh: