Semarang, Aktual.co — Puluhan massa yang terhimpun dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) mengancam akan menduduki gedung DPRD Kota Semarang, saat rapat paripurna istimewa Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Wali Kota Semarang tahun 2014 yang berlangsung di Balai Kota Semarang, Jum’at (24/4).
Dalam aksi tersebut, mereka melakukan aksi teatrikal dengan menggambarkan kinerja Wali Kota Semarang diberikan kado hadiah berupa penghargaan piala. Seakan-akan mereka menyerahkan penghargaan berupa piala citra, tanpa prestasi kepada Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, sebagai simbol ketidakberhasilan dalam memajukan pembangunan.
Koordinator Aksi, Moh Khanif Nasukha, menilai kinerja Hendrar Prihadi tidak menunjukan prestasi gemilang, justru mengalami penurunan. Hasil kinerja Pemerintah kota mulai 2010 hingga 2015 tidak menunjukan perubahan yang signifikan. Dibuktikan, indikator penurunan angka kemiskinan tidak menunjukan perubahan.
“Wali Kota disibukkan dengan soal pencitraan belaka, sedangka visi-misi pemerintah Kota Semarang hanya menjadi angan-angan saja. Kita belum melihat hasil kinerjanya, tapi yang kami lihat hanya foto dan baliho bergambar Walikota di mana-mana,” tandasnya.
Disamping itu, mahasiswa kecewa pula dengan hilangnya uang kas daerah mencapai Rp22,7 miliar. Ditambahkan, kontroversi rencana pembangunan Trans Studio di lokasi kawasan Taman Budaya Raden Saleh tak kunjung selasai. Terlebih, dugaan kasus pembelian gedung Oudetrap di Kawasan Kota Lama dari pihak swasta.
Sementara, aksi sempat memanas antara petugas dengan mahasiswa. Terlihat saling dorong antara mahasiswa dengan petugas, saat mereka memaksa masuk ke ruang rapat paripurna DPRD Kota Semarang. Petugas Satpol PP akhirnya mampu menghalau massa di luar gedung, hingga akhirnya mereka membubarkan diri.

Artikel ini ditulis oleh: