Jakarta, Aktual.com – Pengelolaan Blok Mahakam kini resmi ditangan – PT Pertamina (Persero) paska menerima peralihan Wilayah Kerja Mahakam dari Total E&P Indonesie (TEPI).
Seperti dikutip dari Antara, penyerahan pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Mahakam dari Total dan Inpex ke pemerintah dilakukan Senin (1/1).
Sebelumnya Blok Mahakam dikelola TEPI dan Inpex selama 50 tahun dan mulai hari ini pengelolaannya dilakukan oleh Pertamina Hulu Mahakam (PHM), cucu perusahaan Pertamina.
Menurut Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi pengelolaan WK Mahakam, produsen gas bumi terbesar di Indonesia dan menyumbang sekitar 13% produksi gas nasional, tidak bisa dilepaskan dari usaha keras operator sebelumnya.
“Sebagai wakil Pemerintah Indonesia, kami mengucapkan terima kasih atas kontribusi dan kerja keras TEPI sebagai Kontraktor Kontrak Kerjasama WK Mahakam sebagai Inpex Indonesia sebagai mitra TEPI. Seluruh persiapan alih kelola yang sudah disiapkan dalam dua tahun terakhir untuk menjaga kontinuitas operasional WK Mahakam pasca 31 Desember 2017, SKK Migas, Pertamina Hulu Mahakam, dan TEPI telah bekerja sama untuk proses alih kelola yang lancar sehingga terlaksananya kesinambungan operasi dan produksi migas dari WK Mahakam,” terang dia.
Sementara itu, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan Pertamina telah melakukan sejumlah upaya dan koordinasi dengan semua pihak terkait. Pengelolaan dikerjakan dengan tetap memperhatikan dan menjaga produksi WK Mahakam yang telah melewati masa puncak produksi reservoirnya pada periode 2003-2009, mengontrol biaya operasi, dan tetap mengedepankan Quality, Health, Safety, Security, and Environment (QHSSE) dalam operasionalnya.
“Sebagai komitmen menjaga kesinambungan operasi dan produksi, sampai hari ini kami telah menuntaskan pengeboran 14 sumur dan akan menyelesaikan sumur ke-15 dalam beberapa hari ke depan. Yang ditargetkan selama Juni-Desember 2017, transfer pekerja TEPI menjadi pekerja PHM telah mencapai 98,23% melakukan penyesuaian kontrak kerja untuk 530 kontrak eksisting dengan pihak ketiga dengan nilai US$1,27 miliar,” kata Syamsu.
Pertamina sendiri mengklaim telah berhasil menekan biaya pengeboran sumur hingga 23%, mencatat waktu pengeboran lebih cepat 25%, mendapatkan potensi penambangan cadangan sampai 120%, serta memperoleh penambahan ketebalan reservoir sebesar 115%.
Menurut Pertamina, pihaknya telah mengucurkan anggaran lebih dari US$1,7 miliar untuk kegiatan eksplorasi, pengembangan, dan produksi pada 2018.
Sesuai data SKK Migas, per November 2017 WK Mahakam memproduksi minyak dan kondensat sebanyak 52.000 ribu barel per hari dan 1.360 juta kaki kubik gas bumi per hari. Potensi Blok Mahakam dinilai masih menjanjikan dengan cadangan terbukti per 1 Januari 2016 sebesar 4,9 TCF gas, 57 juta barel minyak, dan 45 juta barel kondensat.
Melalui pengelolaan WK Mahakam ini, Pertamina menjadi penyumbang lebih dari 30% produksi minyak dan gas nasional sepanjang 2018.
Sementara, Persetujuan Program Kerja dan Anggaran 2018 oleh SKK Migas menargetkan produksi PHM lebih dari 42.000 barel minyak per hari dan 916 juta kaki kubik gas bumi per hari. Angka itu ditargetkan dicapai dari 69 sumur, 132 workover sumur, 5.623 perbaikan sumur, serta Plan of Further Development (PoFD) 5 lapangan migas di WK Mahakam
Artikel ini ditulis oleh:
Bawaan Situs