Jakarta, Aktual.com – Target capaian rasio elektrifikasi di Indonesia pada tahun 2019 meningkat menjadi 99,9 persen beserta dengan pemanfaatan energi baru terbarukan.
Data yang dihimpun dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jakarta, Sabtu (24/11), menyebutkan bahwa pada periode delapan tahun terakhir rasio elektrifikasi sudah meningkat dari 67,2 persen menjadi 98,05 persen.
Namun bauran energi utama untuk pembangkit listrik masih didominasi oleh energi fosil, dengan batubara sebesar 58,64 persen, gas 22,48 persen, minyak 6,18 persen, dan energi terbarukan sekitar 12,71 persen.
Sementara itu untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dari energi baru terbarukan (EBT) dalam mencapai target 23 persen pada bauran energi tahun 2025, Dirjen EBTKE Rida Mulyana mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia memerlukan dukungan dan kerja sama dari negara-negara yang telah maju dalam pengembangan energi terbarukan.
“Kami menyadari bahwa untuk mencapai target yang ditetapkan, dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak diperlukan, termasuk dari negara-negara yang telah maju dalam pengembangan energi terbarukan,” katanya.
Dukungan tersebut dapat berupa pendanaan, pengembangan teknologi, peningkatan kapasitas, dan masukan untuk pengembangan kebijakan energi terbarukan di Indonesia.
Jerman adalah salah satu mitra penting bagi Pemerintah Indonesia dalam mengembangkan energi terbarukan. Kerja Sama antara Indonesia dan Jerman di sektor energi terbarukan sudah sangat lama dan berjalan sangat baik selama 25 tahun.
Kedepan, Rida berharap program kerja sama antara Indonesia dengan Jerman dapat membantu Pemerintah Indonesia dalam mengatasi tantangan pengembangan EBT di Indonesia.
“Saya berharap program kerjasama Indonesia-Jerman dapat membantu kami mengatasi tantangan dalam mengembangkan energi terbarukan dan meningkatkan kapasitas kami untuk mencapai target terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025,” kata Rida.
ant
Artikel ini ditulis oleh:
Antara