Jakarta, Aktual.co — Kirab budaya yang dibawakan Komunitas Lima Gunung dari Magelang mengawali pergelaran makan lumpia massal yang diikuti sekitar 5.200 orang di Jalan Pemuda Semarang, Minggu.
Berbagai tarian dan kesenian tradisional ditampilkan sekitar 200 personel Komunitas Lima Gunung dalam kirab budaya itu, seperti Gupala Gunung, Soreng, Topeng Ireng, Topeng Saujana, Warok, dan Lengger.
Koordinator kirab dari Komunitas Lima Gunung, Riyadi mengatakan kirab budaya ini merupakan bagian dari ajang makan lumpia massal untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-52 Bank Jateng.
“Kami istilahnya sebagai ‘cucuk lampah’ atau pembuka jalan dalam kegiatan ini. Sedikitnya, kami membawa sekitar 200 personel dari Komunitas Lima Gunung,” kata pimpinan Padepokan Wargo Budoyo itu.
Pada penampilannya yang kedua di Semarang ini, kata dia, Komunitas Lima Gunung mengangkat tema “Kirab Bimo Gunung Babad Alas Wana Kuto” yang dimaksudkan masuknya Bima dari daerah pedesaan ke perkotaan.
Ia menjelaskan pengambilan lakon Bimo karena dimaknai sebagai sosok yang sederhana, lurus dalam sikap, dan tidak pernah “neko-neko” yang diharapkan bisa memberikan sikap saling belajar satu sama lain.
“Jadi, bukan hanya masyarakat desa yang belajar ke kota, tetapi saling belajar. Lakon Bima ini kami tegaskan dalam sosok wayang dari kardus berbentuk salah satu tokoh Pandhawa itu sebanyak 60 buah,” tukasnya.
Riyadi berharap penampilan Komunitas Lima Gunung di Semarang itu bisa menjadi ajang saling belajar antara masyarakat desa dan kota, serta pergelaran kebudayaan semacam itu menjadi ajang tahunan.
Sementara itu, ajang makan lumpia massal yang menjadi makanan khas Semarang dengan peserta sekitar 5.200 orang itu berlangsung meriah, apalagi dicatatkan juga dalam rekor Museum Rekor Indonesia (Muri).
Piagam Muri dengan Nomor R.MURI/VIII/2015 yang menandai pemecahan rekor makan lumpia massal dengan peserta terbanyak itu diserahkan langsung oleh Manager Muri Paulus Pangka kepada pemrakarsa kegiatan itu.
Hadir dalam kesempatan itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, dan Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno yang diserahi piagam langsung oleh Manager Muri Paulus Pangka.
Dalam sambutannya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan lumpia adalah makanan khas milik Indonesia dan bukan milik negara lain sehingga perlu dibudayakan untuk menyantap makanan warisan leluhur itu.
“Untuk itu, mari kita budayakan warisan leluhur ini, makan makanan khas ini, sehingga masyarakat dari luar yang berkunjung ke Semarang bisa membeli lumpia sebagai oleh-oleh khas Semarang,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:

















