Sejak dimulainya konflik Suriah di tahun 2011, Washington telah menghabiskan jutaan dolar untuk membantu Amman membentuk sebuah sistem pemantauan yang rumit yang dikenal sebagai Program Keamanan Perbatasan untuk menghentikan infiltrasi oleh militan dari Suriah dan Irak.

Sementara itu, kurang dari seribu petempur ISIS masih berada di Irak dan Suriah, menurut koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat yang memerangi milisi garis keras Sunni itu.

Irak dan Suriah telah mengumumkan kemenangan atas ISIS dalam beberapa pekan terakhir, setelah setahun tentara kedua negara, berbagai sekutu asing dan pasukan militer daerah mengusir para petempur IS, yang pernah membuat kekhalifahan yang mereka proklamasikan sendiri, dari semua kota dan desa.

AS memimpin persekutuan antarbangsa, yang melakukan serangan udara terhadap IS sejak 2014, ketika kelompok tersebut merebut sepertiga dari wilayah Irak. Pasukan AS bertugas sebagai “penasihat” di lapangan bersama dengan pasukan pemerintah Irak serta kelompok Kurdi dan Arab di Suriah.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara