Karangan bunga ini, kata dia, adalah bentuk perlawanan terhadap kemenangan Anis-Sandi yang dilabeli dapat dukungan dari kaum radikal yang dikemas dengan bentuk bunga. Padahal, masih kata dia, karangan bunga tersebut juga bentuk dari ketidaksiapan menerima kekalahan.

“Ini kenyataan yang tidak bisa diterima oleh kelompok yang kalah yang merasa telah memiliki segalanya baik dari sisi kekuasaan, uang dan media. Kelompok ini merasa tidak akan bisa dikalahkan oleh apapun dan oleh siapapun, inilah yang kemudian mendorong mereka melakukan perlawanan dengan cara yang mereka anggap baik.”

Tokoh Rumah Amanah Rakyat Bela Tanah Air itu menilai, karangan bunga yang dikirim itu merupakan bentuk teror radikalisme kejiwaan, karena menganggap yang lain itu buruk dan hanya dirinya yang baik.

“Ini yang namanya radikal sesungguhnya. Tidak bisa menerima realita dan justru mereka tidak mau menghormati sikap pihak lain. Mereka (si pemberi karangan bunga, red) adalah para kaum radikal sesungguhnya.”

Sebelumnya sempat diberitakan, ratusan karangan bunga berderet di depan gedung utama Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (3/5). Ternyata ada satu perusahaan swasta ternama mengirimkan karangan bunga ke markas korps baju coklat tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang
Wisnu