Ilustrasi- Ali bin Abi Thalib

Jakarta, Aktual.com – Khalifatur Rasyidin adalah mereka yang memiliki keilmuan, akhlak serta kehebatan yang tidak bisa digapai oleh manusia biasa. Mereka merupakan pengganti dari Rasulullah SAW.

Salah satu dari Khalifatur Rasyidin adalah Ali bin Abi Thalib, ia merupakan anak dari paman Rasulullah SAW yaitu Abi Thalib. Abi Thalib adalah paman yang sangat mencintai Rasulullah walaupun hingga akhir hayatnya tidak menyatakan keislaman.

Dengan didikan yang diberikan oleh Rasulullah, Ali bin Abi Thalib tumbuh besar menjadi seorang yang tangguh dan berakhlak mulia. Bahkan dengan akhlaknya tersebut ia mampu memberhentikan matahari. Berikut kisahnya:

Suatu ketika, Sayyidina Ali bin Abi Thalib sedang bergegas pergi berjamaah untuk shalat shubuh, kemudian di jalan ia bertemu dengan seorang kakek. Karena kakek tersebut sudah tua ia berjalan dengan perlahan-lahan.

Karena akhlaknya yang mulia, Sayidina Ali tidak berani mendahului sang kakek hingga mendekati waktu terbitnya matahari, artinya waktu shubuh hampir habis. Ketika orang tua renta tersebut sudah hampir mendekati masjid ia justru tidak masuk masjid. Dari situ Sayidina Ali bin Abi Thalib menyangka bahwa kakek itu adalah seorang nashrani.

Kemudian Sayyidina Ali masuk ke dalam masjid mendapati Rasulullah tengah rukuk, ternyata Rasulullah memanjangkan rukuk seukuran dua kali rukuk agar Ali bin Abi Thalib dapat ikut shalat jamaah.

Setelah selesai shalat, Ali bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau memanjangkan rukuk di shalat ini? sedangkan hal tersebut tidak pernah engkau lakukan,”

Rasulullah SAW menjawab “Ketika Aku ruku’ dan mengucap subhanarobbialadzhim seperti biasanya, lalu Aku hendak mengangkat kepalaku (i’tidal), datanglah malaikat Jibril AS dan meletakkan sayapnya di atas punggungku, dia menahanku agak lama, ketika dia mengangkat sayapnya barulah aku mengangkat kepalaku (I’tidal)”.

Lantas para sahabat bertanya, “Mengapa dia (Jibril) melakukan hal ini?”

Nabi menjawab, “Aku belum menanyakan kepadanya (Jibril) tentang hal tersebut”.

Kemudian Jibril AS mendatangi Beliau SAW dan berkata:

“Wahai Muhammad, sesungguhnya Ali bergegas untuk berjamaah, kemudian di perjalanan dia bertemu orang tua renta nasrani sedangkan Ali RA belum tahu kalau dia (orang tua renta) adalah orang nasrani, dia menghormatinya sebab ubannya dan tidak mendahuluinya serta menjaga haknya. Lantas Allah menyuruhku untuk menahanmu dalam keadaan ruku’ hingga Ali RA mendapati sholat subuh, dan yang mengagumkan bahwasannya Allah Ta’ala menyuruh Mikail AS untuk menahan matahari dengan sayapnya hingga matahari tidak terbit agak lama karena Ali RA, derajat ini sebab hormat kepada orang tua renta walaupun dia seorang nasrani”.

Itulah keutamaan akhlak daripada Ali bin Abi Thalib, dengan akhlak mulianya tersebut seluruh alam ikut menghormati beliau.

Waallahu a’lam

(Rizky Zulkarnain)

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra