Jakarta, Aktual.com — Ada cerita yang berbeda di tempat penampungan mantan anggota Gafatar di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur. Menggugah rasa cinta pada negeri, pembinaan kepada para bekas Gafatar diwarnai dengan nyanyian lagu Ibu Pertiwi.
“Kulihat Ibu Pertiwi, sedang bersusah hati. Air matamu berlinang, mas intanmu terkenang. Hutan gunung sawah lautan, simpanan kekayaan. Kini, Ibu sedang lara, merintih dan berdoa. Kulihat Ibu Pertiwi, kami datang berbakti. Lihatlah putra-putrimu, menggembirakan Ibu. Ibu kami tetap cinta, putramu yang setia. Menjaga harta pusaka, untuk nusa dan bangsa.”
Demikian kata Sanusi, salah satu eks Gafatar menyanyikan lagu Ibu Pertiwi dengan syahdu. Sontak yang hadir di aula Asrama Haji Pondok Gede tertegun, tidak terkecuali Sekjen Kemenag Nur Syam.
“Saya ikut menangis ketika Bapak Sanusi tadi menyanyikan Lagu Ibu Pertiwi. Saya merasakan hal yang sama. Semoga waktu-waktu ini dapat kita lewati untuk menuju yang lebih baik,” tutur Nur Syam saat memberikan sambutan pada pembinaan eks Gafatar, di Jakarta, baru-baru ini.
Nur Syam mengajak kepada para eks Gafatar untuk bersyukur karena terlahir dan hidup di Indonesia yang damai. Menurut ia, sulit membayangkan hidup di tengah konflik, apalagi di negara yang berperang.
“Karena jika kita tinggal di Timur Tengah, kita (sering) mendengar suara bom karena perang,” ujarnya.
“(Di Indonesia, red) kita bisa beribadah dengan baik, bisa puasa dengan tenang,” tambahnya.
Nur Syam menambahkan, mantan anggota Gafatar merupakan WNI yang memiliki hak yang sama untuk tetap tinggal di Indonesia. Namun demikian, eks Gafatar juga memiliki aturan untuk hidup bersama. Nur Syam memastikan, bahwa negara akan hadir dan langsung turun tangan dalam mengatasi masalah bekas anggota Gafatar.
Menanggapi hal tersebut saat Aktual.com menyambangi pemukiman bekas anggota Gafatar di Asrama Haji Pondok Gede, Selasa (2/2), sejauh ini para mantan Gafatar terbilang ramah layaknya masyarakat biasa.
Tak hanya itu, kami berhasil bertemu dengan Sanusi seorang eks Gafatar yang menyanyikan lagu Ibu Pertiwi. Dan, ia mengakui jika saat itu tak menyangka akan menjadi seperti “pahlawan”.
“Awalnya saya agak gugup, tapi saya beranikan diri saja ternyata pas saya bernyanyi entah kenapa saya merasakan hal yang berbeda seperti terharu gitu,” kata Sanusi kepada Aktual.com, Selasa (2/2), di Jakarta Timur.
Nampaknya, para mantan Gafatar kali ini benar-benar mendapat perhatian khusus dan mereka pun juga menerima dengan baik berbagai pembinaan serta bimbingan yang diselenggarakan oleh Kemenag bersama Institusi negara lainnya.
“Saya perwakilan dari teman-teman yang ada disini, mohon maaf jika punya salah. Kami tahu jika kemarin kami salah jalan dan izinkan kami untuk memperbaikinya dan bisa berbaur lagi bersama masyarakat yang lainnya,” pinta ia dengan nada berharap.
Tak hanya itu, saat Aktual.com bertanya kepada seorang anak dari keluarga mantan pengikut Gafatar tentang cita-citanya?. Sontak anak tersebut menjawab dengan nada sedikit malu-malu.
“Nanti kalau udah gede mau jadi tentara, biar bisa jagain bapak sama ibu dari penjahat dan biar bisa jagain Indonesia,” timpal ia menambahkan.
Artikel ini ditulis oleh: