Jakarta, aktual.com – Imam Baqi bin Mikhlad seorang ulama terkenal yang berasal dari Andalusia dikenal sebagai murid paling dekat dengan Imam Ahmad. Namun, siapa sangka dahulu Imam Baqi sangat merasakan kesulitan untuk menemui Imam Ahmad karena pada saat itu tengah terjadi fitnah yang ditujukkan kepada beliau. Sampai-sampai Imam Baqi berpura-pura menjadi pengemis, berikut kisahnya:
Imam Baqi yang saat itu sedang berada di Andalusia salah satu daerah kawasan Eropa ingin sekali berguru kepada Imam Ahmad yang memang terkenal dengan kepakarannya dalam bidang Fiqih dan Ushul sekaligus beliau adalah salah satu Imam Mazhab. Akan tetapi untuk mewujudkan keinginannya tersebut ia harus menyeberangi lautan menuju Maroko kemudian ke Baghdad untuk menemui Imam Ahmad.
Sesampainya Imam Baqi di Baghdad, ia justru mendengar desas-desus perpecahan yang sedang terjadi di sana. Imam Ahmad seorang pembela al-Qur’an dan Sunnah berusaha untuk membela al-Qur’an dari anggapan Khalifah dan beberapa pengikutnya yang menganggap bahwa al-Qur’an adalah Makhluk. Oleh sebab itulah, Imam Ahmad tidak diperkenankan oleh sang Khalifah untuk mengajar karena hal tersebut.
Walaupun demikian, Baqi tetap mencari rumah Imam Ahmad. Tekadnya untuk berguru kepadanya sangat kuat. Ia pun berjalan ke rumah sang imam. Saat mengetuk pintu, ternyata Imam Ahmad yang membukakannya.
“Wahai Abu Abdullah, aku seorang yang datang dari jauh, pencari hadis dan penulis sunah. Aku datang ke sini pun untuk melakukan itu,” ujar Baqi.
“Anda dari mana?” tanya Imam Ahmad.
“Dari Maghrib al-Aqsa,” jawab Baaqi.
Imam Ahmad pun menebak, “Dari Afrika?”
“Lebih jauh dari Afrika. Untuk menuju Afrika aku melewati laut dari negeri aku,” jawab Baqi.
Imam pun kaget mendengarnya, “Negeri asalmu begitu jauh. Aku sangat senang jika dapat memenuhi keinginanmu dan mengajar apa yang kamu inginkan. Akan tetapi, saat ini aku tengah difitnah dan dilarang mengajar,” jawab Imam Ahmad.
Mendengar hal itu, Imam Baqi mempunyai sebuah ide. Ia pun menawarkan kepada Imam Ahmad agar dirinya berpura-pura menjadi pengemis.
“Saya tahu kamu tengah difitnah dan dilarang mengajar wahai Abu Abdillah, akan tetapi tak ada yang mengenal aku di sini. Jika kamu mengizinkan, aku akan mendatangi rumah Anda setiap hari dengan mengenakan pekaian pengemis yang berpura-pura meminta sedekah, setelah itu masukkanlah aku ke dalam rumahmu dan berilah aku pengajaran meski hanya satu hadits,” pinta Imam Baqi.
Melihat keinginannya yang sangat kuat, Imam Ahmad pun menyanggupi permintaan Baqi dengan satu syarat yaitu agar Baqi tidak menghadiri pengajian lain selain dirinya, agar Baqi tidak dikenal sebagai penuntut ilmu.
Keesokan harinya Baqi datang kembali kepada Imam Ahmad dengan memakai tongkat, baju yang compang-camping serta membungkuk selayaknya pengemis. Lalu mengetuk pinta Imam Ahmad sambil berkata, “Bersedekahlah kepada fakir miskin supaya Allah Swt merahmati dirimu,”
Mendengar kode dari Baqi, Imam Ahmad lantas membuka pintu dan memasukkan Baqi ke dalam rumahnya. Proses belajar-mengajar tersebut berlangsung cukup lama hingga Imam Baqi’ berhasil mengumpulkan 300 hadits dari Imam Ahmad.
Setelah Khalifah diganti, hiruk pikuk fitnah pun menghilang. Imam Ahmad juga sudah diizinkan untuk kembali mengajar. Imam Baqi yang masih berada di Baghdad tetap mengikuti pengajian yang diberikan oleh Imam Ahmad, jadilah Baqi menjadi seorang yang sangat dekat dengan Imam Ahmad. Ketika pengajian sedang berlangsung Baqi senantiasa berada di samping Imam Ahmad.
Begitulah tekad yang seharusnya ada di dalam seorang penutut ilmu, bukan hanya mengandalkan uang semata akan tetapi semangat serta rasa sabar dan tak kenal lelah.
Waallahu a’lam
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain