Petugas dari satuan Brimobda DIY Satgas Amole III 2015 BKO PT Freeport Indonesia berfoto saat berjaga di area tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Timika, Papua, Sabtu (19/9). Satgas Amole III bertugas guna menjaga wiayah pertambangan Freeport dari berbagai gangguan.. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nz/15

Jakarta, Aktual.com — Anggota Fraksi Patai Keadilan Sejahtera DPR-RI dari daerah pemilihan Lampung, Ahmad Junaidi Auly, mengkhawatirkan ancaman separatisme bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Separatisme atau upaya-upaya untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan salah satu bukti kegagalan dalam mengaplikasikan 4 pilar bernegara, kata Junaidi, dalam Sosialisasi 4 Pilar Bernegara di Way Jepara, Lampung Timur, Sabtu (5/12).

“Kegagalan kita dalam mengaplikasikan 4 pilar bernegara bisa menimbulkan permasalahan yang serius, seperti pemisahan diri dari NKRI. Ini tentu berbahaya,” ujar anggota DPR/MPR RI asal Lampung itu lagi.

Menurut Junaidi yang baru dilantik sebagai anggota MPR RI hasil pergantian antarwaktu pada 1 Desember lalu, potensi perpecahan dalam negara dengan keragaman seperti Indonesia sangat besar.

Dia menegaskan, semangat kedaerahan harus bisa dikelola dengan baik dalam bingkai kesatuan NKRI.

Junaidi memberi contoh kisruh PT Freeport, semestinya mendorong pemerintah harus sangat berhati-hati untuk mengambil langkah agar tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan dari Papua.

“Jangan sampai isu Freeport ini hanya dimunculkan semata untuk menimbulkan kegaduhan, dan justru dimanfaatkan kalangan separatis seperti OPM untuk berlepas diri dari NKRI,” kata Junaidi dalam acara yang dimoderatori anggota FPKS DPRD Lampung Murdiansyah Mulkan itu pula.

Sedangkan pembicara lain, mantan anggota DPR/MPR RI 1999–2004 Abdul Roqib juga menegaskan fungsi dan kedudukan 4 pilar sebagai sokoguru bernegara.

“Kita bisa bayangkan rumah Indonesia ini jika tanpa pilar, akan ambruk,” ujar Roqib lagi.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan