Yogyakarta, Aktual.com —Dihadapan ratusan Pemuda Muhammadiyah, Ketua Divisi Khusus Bela Negara, Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zein menyatakan Benedict Anderson sebagai orang yang bertanggung jawab atas kembali bangkitnya ideologi PKI saat ini.

“Awalnya itu berawal dari Malang oleh Benedict Anderson bersama istrinya Ruth, mengkader anak-anak keturunan PKI untuk bergerak, sel-sel PKI kembali dibangkitkan,” kata Kivlan, yang menjadi pembicara dalam Tabligh Akbar KOKAM Muhammadiyah se-DIY, di Kabupaten Bantul, Rabu (1/6) malam.

Benedict Richard O’Gorman Anderson, atau yang lebih dikenal dengan Benny Anderson, adalah seorang profesor kelahiran Kunming, China. Karyanya paling terkenal yakni bukunya Imagined Communities yang menggunakan pendekatan materialis historis atau Marxis. Benny meninggal di Batu, Malang, 12 Desember 2015 pada umur 79 tahun.

Kivlan menjabarkan, kongres kebangkitan komunisme ditengarai sudah terjadi sejak 16 tahun lalu yang dilangsungkan diberbagai tempat di pulau Jawa, yakni pada tahun 2000 di Banyuwangi, Sukabumi pada tahun 2005, lalu di tahun 2010, namun Kivlan tidak menyebut tempat. Selanjutnya berlanjut di Salatiga, disebuah tempat didekat Kecamatan Banyubiru, Semarang.

“Maaf tempatnya saya rahasiakan, Budiman Sudjatmiko CS itu rapatnya disana (Kongres Salatiga) untuk membuat partai PKI baru, itu langsung saya gerebek,” ujar Kivlan.

Pasca penggerebekan Salatiga, sambung Kivlan, lokasi pertemuan kembali berpindah kali ini di wilayah Magelang pada tahun 2015 yang lagi-lagi menurut pengakuan dia sempat dilakukan penggerebekan, di lokasi tersebut materi pertemuan difokuskan untuk yayasan korban ’65.

“Tahun 1926 mereka hancur lalu bangkit lagi tahun 1948, hancur lagi lalu bangkit lagi 1965, hancur lagi dan sekarang sudah siap lagi” kata dia.

Kivlan menambahkan, bahwa pada masa orde lama 100 ribu pucuk senjata api pernah masuk ke Indonesia dari China untuk mempersenjatai Angkatan Kelima (Buruh dan Petani) gagasan Partai Komunis Indonesia.

“Sampai sekarang senjata-senjata itu hilang, ada dimana? Hati-hati,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Nelson Nafis
Eka