Jakarta, Aktual.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membangun kampung perikanan budi daya rumput laut di Desa Laikang, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Tenggara
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Tb Haeru Rahayu dalam rilis di Jakarta, Rabu, sangat mengapresiasi langkah konkret dan sinergi positif yang telah dilakukan pemda dalam membangun industri rumput laut di Sulawesi Selatan.
“Saya melihat sendiri kesibukan yang sangat luar biasa dari masyarakat pelaku usaha budi daya di sini yang menunjukkan geliat keekonomian dari subsektor perikanan budi daya sangat menjanjikan khususnya untuk komoditas rumput laut, yang saat ini harga jual di level pembudi daya mencapai Rp33 ribu/kilogram,” kata Tebe, sapaan akrab Tb Haeru.
Meskipun hal tersebut patut disyukuri, Tebe berpesan kepada kalangan pembudi daya agar tidak cepat merasa puas.
Ia mengutarakan harapannya agar pembudi daya dapat memajukan usaha budi daya yang digeluti, seperti dengan melakukan studi banding ke lokasi budidaya lain yang lebih maju agar dapat membawa pulang ilmu dan diterapkan di Sulawesi Selatan khususnya di Kabupaten Takalar.
“Kami juga minta jajaran baik di pemerintah daerah hingga masyarakat agar dapat memastikan semua segmen usaha dapat diaktifkan. Kalau hari ini masih menjual rumput laut kering, ke depan harus bisa ada nilai tambah dari sisi hilir seperti pengolahan,” paparnya.
Menurut data Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Takalar, Desa Laikang memiliki potensi luas area usaha budidaya sebesar lebih kurang 10 ribu hektare dengan luas areal yang telah diusahakan sebesar 3.773 hektare.
Produksi budidaya rumput laut di Desa Laikang pada tahun 2021 menyentuh 195.399,03 ton atau sekitar 32 persen dari total produksi rumput laut Kabupaten Takalar.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan, Sulkaf S. Latief berkata bahwa Sulawesi Selatan menjadi salah satu produsen terbesar perikanan budi daya nasional, bahkan Sulawesi Selatan menjadi produsen nomor satu untuk komoditas udang dan rumput laut.
Khusus untuk rumput laut jenis Eucheuma cottonii, lanjutnya, Kabupaten Takalar menjadi produsen nomor satu di Sulawesi Selatan.
Oleh karena itu, ujar dia, menjadi langkah tepat untuk KKP dalam menetapkan kampung perikanan budi daya rumput laut di Sulawesi Selatan khususnya di Kabupaten Takalar.
Sementara itu Kepala BPBAP (Balai Perikanan Budidaya Air Payau) Takalar, Nur Muflich Juniyanto menyatakan ketersediaan bibit rumput laut bermutu secara berkesinambungan merupakan tantangan yang dihadapi oleh pihaknya di sisi hulu.
“BPBAP Takalar terus berusaha mengembangkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas maupun produksi bibit rumput laut sedini mungkin dan secara luas melalui teknologi seperti metode kultur jaringan maupun spora yang hasilnya sudah mulai didiseminasikan kepada masyarakat,” ungkap Juniyanto.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Dede Eka Nurdiansyah