Jakarta, aktual.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng sejumlah pemangku kepentingan dalam pelaksanaan program rehabilitasi terumbu karang di empat lokasi yaitu Kepulauan Riau, NTT, Sulawesi Selatan, dan Maluku/Kepala Burung.
Program rehabilitasi tersebut meliputi upaya penyelamatan, perlindungan, pelestarian, dan pemulihan terumbu karang.
“KKP melakukan rehabilitasi terumbu karang di lokasi prioritas yaitu Kepulauan Riau, NTT, Sulawesi Selatan, dan Maluku/Kepala Burung untuk melindungi kelestarian keanekaragaman hayati laut melalui konservasi ekosistem, jenis, dan genetik,” ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (PKRL) KKP Victor Gustaaf Manoppo di Jakarta, Kamis (8/2).
Program rehabilitasi tersebut akan dilaksanakan dengan melibatkan stakeholder terkait baik dari kalangan pemerintah baik pusat maupun daerah, akademisi, LSM, swasta, dan masyarakat.
Victor menambahkan selain merupakan bentuk implementasi Peraturan Presiden No 34 Tahun 2022 tentang Rencana Aksi Kebijakan Kelautan Indonesia Tahun 2021-2025, upaya yang dilakukan KKP tersebut menjadi bagian komitmen Indonesia untuk berkontribusi pada Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework, yang menargetkan 30 persen wilayah laut global perlu dilindungi pada tahun 2030.
Adapun luas terumbu karang di perairan Indonesia yang mencapai 2,5 juta ha dengan 569 spesies, menurut hasil penelitian, dapat memberikan manfaat bagi wisata bahari senilai 3,1 miliar dolar AS per tahun, perikanan senilai 2,9 miliar dolar AS per tahun, dan perlindungan pesisir senilai 639 juta dolar AS per tahun.
Ia menerangkan 70 persen dari terumbu karang yang tahan iklim ini hanya ditemukan di tujuh negara yakni Indonesia, Filipina, Kuba, Fiji, Tanzania, Kepulauan Solomon, dan Madagaskar. Karenanya, program ini diharapkan memberikan manfaat bagi masyarakat pesisir.
Selain Kemenko Marves, Kementerian PPN/Bappenas, dan Pemerintah Provinsi NTT, pertemuan multistakeholders tersebut juga melibatkan sejumlah perguruan tinggi dan LSM antara lain IPB University, Undip, Universitas Tribuana Kalabahi Alor, Universitas Pattimura, Lembaga Adat Baranusa Alor NTT, Forkom Nelayan Kabola Alor NTT, USAID Kolektif, Kehati, Yapeka, Yayasan Terangi, KNTI Coral Triangle Center, WWF Indonesia, dan Universitas Nusa Cendana.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain