Tanggamus, aktual.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya meningkatkan kesadaran nelayan terkait keselamatan diri di atas kapal. Salah satunya melalui sertifikasi bagi nelayan kecil dan awak kapal perikanan. Langkah ini ditujukan untuk mendukung implementasi kebijakan penangkapan ikan terukur dan pengembangan kampung nelayan maju yang digaungkan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.
KKP melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) menyelenggarakan Sertifikasi Kecakapan Nelayan (SKN) kepada 180 nelayan di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung. Kegiatan ini difasilitasi oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal, melalui inisiasi Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin pada 29-30 September 2022.
SKN merupakan sertifikasi keterampilan bagi awak kapal perikanan untuk nakhoda pada kapal perikanan berukuran sampai dengan 5 gross tonnage (GT) atau Kelasi (Deckhand) yang bekerja pada kapal perikanan berukuran lebih dari 5 GT sampai dengan 30 GT.
“Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mencatat 31 persen kecelakaan pelayaran pada 2018 – 2020 melibatkan kapal penangkap ikan. Jumlah tersebut sempat menurun pada 2019 dan 2020. Terdapat 25 kecelakaan pada 2019 dan 12 kecelakaan pada 2020. Sayangnya, jumlah ini naik lagi menjadi 19 kasus pada 2021,” terang Kepala BRSDM, I Nyoman Radiarta dilansir dari situs resmi KKP.
Untuk itu, melalui SKN, para nelayan dan awal kapal perikanan akan dibekali kompetensi, meliputi keselamatan kerja dan pertolongan pertama pada kecelakaan, kompetensi pengetahuan dasar pelayaran, serta operasi penangkapan ikan.
Nyoman pun menjelaskan, keterampilan nelayan kecil dan awak kapal perikanan ini akan dibuktikan melalui kepemilikan sertifikat yang akan menjadi bukti bahwa mereka berkompeten untuk bekerja pada kapal perikanan. Khusus bagi awak kapal perikanan diharapkan akan menambah daya saing dan posisi tawar yang lebih baik.
“Dengan menguasai kompetensi yang diberikan tersebut, diharapkan nelayan Tanggamus dapat melakukan operasi penangkapan ikan dengan hasil yang optimal, juga dapat pulang dalam keadaan yang sehat dan selamat untuk bertemu dengan keluarga tercinta di rumah. Saya juga berpesan kepada pelatih dan penyuluh perikanan agar terus mendampingi para peserta selama pelatihan maupun setelah pelatihan,” harap Nyoman.
Senada dengan Nyoman, Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin, menegaskan bahwa keselamatan nelayan dan awak kapal perikanan sangatlah penting. Untuk itu, nelayan dituntut untuk meningkatkan pengetahuan dasar berlayar dan juga sikap saat melaut.
“Setiap nelayan yang berlayar pasti diharapkan oleh anak dan istrinya untuk pulang dengan selamat. Karenanya, pelatihan ini sangat penting, terlebih ketika nelayan menghadapi berbagai tantangan saat melaut,” terangnya.
Sudin pun menilai pelatihan ini harus dapat diterapkan dengan sebaik-baiknya dan disebarluaskan kepada masyarakat kelautan dan perikanan.
“Bapak-bapak disini mungkin memang lebih pintar dari saya kalau masalah melaut. Tapi harus diingat, namanya laut beda hari gelombang yang dirasakan juga berbeda. Untuk itu Saya minta bapak-bapak wajib membagikan ilmu yang didapatkan kepada sesama rekan nelayan. Dengan transfer ilmu, kemungkinan kita dapat menyelamatkan rekan nelayan apabila terjadi kecelakaan,” tutur Sudin.
Di akhir kesempatan, turut diberikan bantuan secara simbolis kepada nelayan Tanggamus, berupa 180 life jacket dan bantuan mobil operasional untuk koperasi KWT (kelompok wanita tani) Kecamatan Semaka Kab. Tanggamus
Artikel ini ditulis oleh:
Megel Jekson