“Sekarang ini tahun 2017. Tapi kita ingat, kita membayar mahal kondisi krisis ekonomi tahun 1997-1998. Apalagi krisis tersebut tak hanya berdampak ke ekonomi saja, tapi juga ke krisis politik dan krisis sosial,” ujarnya.
Apalagi biaya krisis iotu mahal. Dan hingga kini biaya krisis moneter silam masih belum terlunasi hingga saat ini.
“Sekarang kita tahu, bahwa total pendanaan keuangan negara untuk (krisis) 97-98 itu sampai sekarang masih ada Rp 197 triliun dan Rp149 triliun surat utang dari penyehatan perbankan dan ekonomi Indonesia yang tercatat di buku Kemenkeu da BI,” jelas dia.
Menurutnya, pengalaman krisis saat itu menjadi perhatian Pansel untuk menyeleksi calon DK OJK agar krisis seperti itu tak terulang.
“Karena sudh 20 tahun pun (dampak krisis) masih menyisakan kewajiban-kewajiban seperti itu. Makanya kita seleksi dengan ketat. Dan sekarang sudah ada 21 nama yang kita ajukan ke Presiden,” klaim Gubernur BI ini.
Seperti diketahui, hari ini Pansel DK OJK sudah menyerahkan 21 nama ke Preisden untuk menempati tujuh posisi DK di OJK dengan masing-masing diisi tiga calon. Nantinya, Presiden akan menyeleksi 14 nama untuk diajukan ke Komisi XI DPR. Dan DPR kemudian akan mengumumkan tujuh DK OJK sekitar Juni nanti.
Tiga nama yang lolos mendaftar sebagai Ketua DK OJK menggantikan Muliaman Hadad adalah, Sigit Pramono (mantan Ketua Perbanas/Persatuan Bank Nasional), Wimboh Santoso (pernah menjabat Ketua BI cabang New York), Zulkifli Zaini (Ketua Ikatan Bankir Indonesia/IBI dan mantan Dirut PT Bank Mandiri (Persero) Tbk).
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka