Jakarta, Aktual.com – Pemerintah mengklaim telah berhasil melakukan efisiensi penyediaan tenaga listrik. Dikatakan sejak tahun 2014 hingga bulan Mei 2017 tren pemekanan biaya produksi semaki efektif, tercatat tarif tenaga listrik di Indonesia diklaim masih lebih murah dibandingkan negara tetangga di ASEAN seperti Filipina, Singapura dan Thailand.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama, Kementerian ESDM, Sujatmiko, memaparkan bahwa berdasarkan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada tahun 2014, realisasi BPP pembangkitan tenaga listrik PT PLN (Persero) tercatat sebesar Rp1.105 per kilo Watt hour (kWh), kemudian menurun tahun 2015 menjadi sebesar Rp998 per kWh dan kembali turun tahun 2016 menjadi sekitar Rp983 per kWh.
“Tren penurunan BPP tenaga listrik ini merupakan bukti upaya pemerintah untuk mendorong agar PLN semakin efisien dalam penyediaan tenaga listrik. Ini sudah realisasi, jadi bukan lagi rencana atau janji. Kedepan upaya efisiensi akan terus ditingkatkan,” ungkap Sujatmiko.
Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan BPP listrik adalah upaya pengurangan Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai bahan bakar pembangkit listrik (fuel mix) PT PLN (Persero). Porsi BBM dalam fuel mix PT PLN (Persero) tahun 2014 sebesar 11,81%, kemudian menurun menjadi 8,58% pada tahun 2015, dan pada tahun 2016 hanya sekitar 6,96%.
Sebaliknya porsi gas bumi dalam fuel mix pembangkit PT PLN (Persero) meningkat dari tahun 2014 sebesar 24,07% menjadi 25,88% tahun 2016. Demikian halnya dengan porsi energi terbarukan yang meningkat dari 11,25% pada tahun 2014, menjadi 12,46% pada tahun 2016.
“Efisiensi dengan strategi fuel mix ini cukup signifikan dampaknya, mengingat biaya energi primer mencapai 66% dari total BPP tenaga listrik. Selain itu, efisiensi juga dilakukan di aspek lainnya seperti susut jaringan atau losses, pemeliharaan, dan pembelian tenaga listrik,” tambah Sujatmiko.
Efisiensi di sisi pembangkit pada gilirannya dapat berdampak pada tarif listrik yang semakin terjangkau bagi konsumen. Berdasarkan data terbaru yang dilansir PT PLN (Persero), status bulan Mei 2017, untuk golongan rumah tangga, tarif tenaga listrik Indonesia sebesar Rp1.467 per kWh masih lebih murah dibandingkan Filipina sebesar Rp2.359 per kWh, Singapura sebesar Rp2.185 per kWh, dan Thailand sebesar Rp1.571 per kWh.
Namun dari variabel tersebut, Kementerian ESDM tidak menyampaikan perbandingan pendapatan per kapita dari masig-masing negara pembanding, sehingga belum terukur secara keekonomian kemampuan daya beli masyarakat.
Dadangsah Dapunta
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan