Jakarta, aktual.com – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya memberikan Penghargaan Adiwiyata Nasional dan Mandiri kepada sekolah-sekolah yang menerapkan kesadaran berbudaya dan peduli lingkungan.
“Dalam diskusi saya dengan (Mendikbud) Pak Nadiem, kita melihat pentingnya pendidikan dalam menyelaraskan pemahaman dan internalisasi untuk kecintaan dan senantiasa menjaga lingkungan,” ujar Menteri LHK Siti Nurbaya dalam sambutannya saat membuka penganugerahan Adiwiyata Nasional dan Mandiri 2019 di Gedung KLHK, Jakarta Pusat, Jumat (13/12).
Penghargaan Adiwiyata diberikan kepada sekolah-sekolah di seluruh Indonesia yang peduli dan berbudaya lingkungan hidup melalui penerapan perilaku ramah lingkungan hidup oleh warga sekolah dan berhasil meningkatkan kualitas lingkungan hidup di sekolah, lingkungan sekitarnya dan daerah.
Acara itu diselenggarakan oleh KLHK bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk menyeleksi sekolah-sekolah yang dianggap memenuhi syarat menerima penghargaan tersebut.
Dalam penghargaan tahun ini, sebanyak 434 sekolah yang terdiri atas 376 sekolah negeri dan 58 sekolah swasta dari 164 kota/kabupaten berhasil mendapatkan Penghargaan Adiwiyata Nasional dan Adiwiyata Mandiri.
Sebanyak 333 sekolah mendapatkan Adiwiyata Nasional dan 101 sekolah mendapatkan Adiwiyata Mandiri yang berasal dari 32 provinsi di seluruh Indonesia.
Menteri KLHK menekankan bahwa penghargaan ini adalah tanggung jawab agar para kepala sekolah dan jajarannya bekerja lebih keras dan lebih cerdas untuk mewujudkan lingkungan hidup yang lebih berkelanjutan.
Mendikbud Nadiem Makarim, yang menyampaikan sambutannya melalui video, juga menyampaikan apresiasi atas penganugerahan yang sudah dilakukan sejak 2006 itu dan para sekolah pemenangnya atas usaha mereka ikut menjaga lingkungan.
“Terima kasih karena sudah berperan aktif dalam menumbuhkan pengetahuan, memupuk kecintaan dan kesadaran anak Indonesia akan lingkungan hidup,” ujar Nadiem dalam sambutannya via video yang diputar di layar besar. (Eko Priyanto)
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin