Jakarta, Aktual.com – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyampaikan perkembangan investigasi pada hari kedua setelah kecelakaan pesawat Lion Air bernomor penerbangan JT 610 dan menyebut masih mengumpulkan seluruh data terkait kejadian tersebut.

“KNKT telah membentuk ‘command center’ dan telah menggerakkan beberapa tim investigator,” kata Wakil Ketua KNKT Haryo Satmiko pada konferensi pers di Kantor KNKT Jakarta, Selasa malam (30/10).

Haryo menjelaskan bahwa pada Senin (29/9) malam, tim KNKT telah merapat di Kapal Baruna Jaya I milik BPPT, untuk bergerak ke lokasi.

Kapal Baruna Jaya I telah sampai di lokasi pukul 06.00 WIB pada Selasa pagi dan berkoordinasi dengan SAR Mission Coordinator (SMC) Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP), TNI dan Pertamina untuk memulai proses pencarian “main wreckage” Lion Air.

Kemudian pada hari yang sama pukul 09.30 WIB, tim KNKT dan BPPT telah menurunkan Rigid Inflatable Boat (RIB) dengan membawa peralatan “multi beam sonar” dan “ping locator” untuk menyisir lokasi yang diperkirakan merupakan titik “impact”. Hingga kini, tim KNKT masih berada di lokasi.

Selain itu, KNKT menurunkan tim ke Jakarta International Container Terminal II (JICT II) Tanjung Priok untuk berkoordinasi dengan BNPP dan PT Pelindo (IPC) guna melakukan pemilahan barang temuan dari lokasi kecelakaan yang telah diturunkan di JICT II, Tanjung Priok.

“Pemilahan ini penting untuk menentukan proses investigasi KNKT lebih lanjut,” kata Haryo.

Kepala KNKT Soerjanto dalam kesempatan sebelumnya menyatakan KNKT pada Senin (29/10) telah memberangkatkan setidaknya 30 personelnya menuju ke lokasi ditemukannya puing pesawat Lion Air type B737-8 Max dengan Nomor Penerbangan JT 610.

Tim yang menuju ke lokasi membawa sejumlah perlengkapan canggih untuk menemukan kotak hitam pesawat yang diduga berada di dasar laut.

KNKT hingga kotak hitam (black box) ditemukan, masih melakukan pengumpulan seluruh data terkait kecelakaan pesawat yang membawa 189 penumpang itu.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: