Jakarta, Aktual.com – Koalisi LSM juga menilai swastanisasi pengelolaan air di Jakarta menciptakan diskriminasi dan ketidakadilan akses bagi masyarakat miskin, karena pelayanan yang buruk dan kualitas air yang rendah.
“Terlebih lagi bagi perempuan yang paling banyak bersinggungan dengan penggunaan air untuk kebutuhan rumah tangga, seperti mencuci, memasak, ataupun untuk mandi anak,” kata Ketua Solidaritas Perempuan Jabodetabek, Elasari dalam diskusi publik di Jakarta, Selasa (21/3).
Menurut Elasari, berdasarkan pantauan di lima wilayah ibukota, Jakarta masih menghadapi permasalahan krisis air yang mencakup kuantitas, kualitas dan kontinuitas.
Dengan kata lain, lanjutnya, selain dihadapkan pada kondisi air yang keruh, berwarna, berbau, kotor dan/atau berasa, warga Jakarta masih dihadapkan pada rendahnya debit pasokan air serta kontinuitas ketersediaan.
“Keterlibatan operator swasta tidak menunjukkan manfaat dalam pengelolaan air, justru ancaman krisis air tetap terjadi,” ujarnya.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: