Jakarta, Aktual.com – Koalisi pendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno memutuskan untuk membentuk tim khusus guna menangani Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2019.
Nantinya, tim khusus ini akan bertugas melakukan validasi DPT. Hal ini diungkapkan oleh Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN), Eddy Soeparno di Jakarta, Senin (10/9) kemarin.
“Tim khusus, kita ada tim khusus untuk itu,” kata Eddy.
Menurut Eddy, ada penurunan signifikan dari jumlah DPT ganda. Perhitungan mereka dari 25 juta turun drastis menjadi 6,8 juta.
“Sudah lanjut, saya tidak bisa mengkuantifikasinya. Tapi sudah cukup lanjut. Bayangkan saja dari 25 (juta) turun sekarang jadi 6,8 (juta), itu kan kemajuan yang signifikan,” ujarnya.
Angka yang dicatat oleh koalisi Prabowo-Sandi memiliki selisih yang cukup banyak dengan jumlah pemilih ganda yang dirilis oleh Bawaslu pada Senin (10/9) kemarin.
Berdasar data yang dihimpun dari 285 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia, Bawaslu menyebut pemilih ganda telah mencapai 1.013.067 orang.
Sementara itu, dari pihak KPU mengakui jika angka ini masih sangat mungkin bertambah lantaran jumlah Kabupaten/Kota yang ditemui adanya pemilih ganda baru sekitar 55% dari jumlah keseluruhan Kabupaten/Kota di Indonesia yang mencapai 514.
Sebelumnya, KPU hanya mencatat 76 Kabupaten/Kota saja yang kedapatan memiliki pemilih ganda.
“Ya bertambah karena kan yang dicek bertambah, yang awalnya 76 menjadi 285 kabupaten/kota,” kata Komisioner KPU, Viryan Aziz di kantornya, Jakarta, Senin (10/9).
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan