Presiden Jokowi sendiri mengaku sudah menerima surat dari Khofifah pada Rabu (10/1), tetapi ia tidak menjelaskan dengan rinci isi surat tersebut.
Hampir bisa ditebak surat Khofifah tak lain adalah untuk meminta restu Presiden dalam debutnya sebagai Calon Gubernur Jatim di Pilkada mendatang.
Demi Pilkada Kocok ulang kabinet menjadi formula yang sudah dua kali dilakukan oleh Pemerintahan Jokowi-JK dalam tiga tahun lebih kepemimpinannya.
Upaya ini dilakukan untuk memperkuat tim kerja Presiden sekaligus memilih “para jenderal perang” yang andal demi mewujudkan janji-janji pemerintahan kepada rakyat.
Tetapi perombakan kabinet pun bukan sembarang, banyak hal yang perlu dipertimbangkan agar semua pihak dapat menerima perubahan yang dilakukan tanpa menimbulkan kontroversi dan polemik yang berlarut.
Pilkada kemudian menjadi salah satu pemicu bagi akan dilakukannya perombakan kabinet agar kemudian pemerintahan di tingkat pusat dapat merespons dengan cepat perombakan pimpinan di tingkat daerah.
Partai-partai pendukung dan oposisi pun menjadi pertimbangan lain yang benar-benar harus dikalkulasikan dengan super cermat dalam upaya kocok ulang kabinet.
Misalnya saja terkait Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto yang terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar sehingga terjebak pada isu rangkap jabatan yang tidak dibenarkan peraturan.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby