Denpasar, Aktual.com – Kodam IX Udayana, Bali, bantah akan memberi materi pelatihan penggunaan senjata api kepada anggota ormas yang ikut program Bela Negara.
“Tidak ada kami berikan pelatihan senjata api untuk program Bela Negara nantinya,” ucap Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana, Kolonel Infanteri J Hotman Hutahaen, di Denpasar, Rabu (15/6).
Kata dia, materi-materi yang diberikan di program Bela Negara adalah untuk menciptakan manusia Pancasila, mempertebal kecintaan terhadap Tanah Air, ideologi Pancasila dan meningkatkan wawasan kebangsaan.
Sedangkan saat ditanya alasan dipilihnya ormas besar yang dikenal kerap bertikai di Bali sebagai peserta, Hotman mengelak menjawab. “Sebaiknya tanyakan kepada Kesbangpol sebagai penggagas ide. Kita hanya sebagai penyelenggara saja,” kata dia.
Adapun ormas yang dipilih mengikuti kegiatan kerjasama Kodam Udayana dengan Kebangpolinmas Provinsi Bali itu yakni: Laskar Bali, Baladika Bali dan Pemuda Bali Bersatu (PBB).
Namun Hotman berpendapat pada dasarnya anggota ormas itu juga punya hak sama sebagai warga negara Indonesia dalam upaya pembelaan negara. Sesuai pasal 27 ayat 3 UUD 1945 yang menyatakan setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
Untuk waktu penyelenggaraan, Hotman mengatakan menunggu anggaran dari Pemprov Bali. Sedangkan untuk metodologi pelatihan, sedapat mungkin diarahkan untuk mempertebal kecintaan terhadap negara.
Sebelumnya, Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan setuju akan diberikannya pelatihan senjata api kepada anggota ormas Baladika Bali dan Laskar Bali di program Bela Negara yang digelar Kodam IX Udayana.
Menurut mantan Kapolda Bali itu, pelatihan penggunaan senjata api terkait dengan urusan patriotisme. “Boleh saja itu (latih senpi) itu teknis saja. Soal senjata bukan itu masalahnya. Persoalannya itu tadi patriotisme. Kalau belajar senjata dua jam saja belajar pasti mengerti,” ujar dia, di Denpasar, Selasa (14/6).
Artikel ini ditulis oleh: