Marques Haynes menyebutkan, RuangQu menyediakan ruang kreatif bagi siapa saja yang ingin belajar menjadi tukang kayu, antara lain membuat furnitur sederhana seperti membuat lemari anak, rak sepatu, rak buku hingga hiasan dinding dengan dikerjakan sendiri tanpa mengikutsertakan tukang profesional.
Mereka terlebih dulu dikenalkan dan menggunakan peralatan kerjanya seperti alat bor, gerinda, gergaji, palu, dan obeng yang disediakan oleh Stanley Black & Decker Indonesia. Ini diambil, kata Marques salah satu upaya bersama koleganya menumbuhkan ekonomi kreatif. Itu terbukti, makin banyak orang bisa membuat, mereparasi produk berbasis kayu secara mandiri, maupun secara berkelompok dalam komunitas.
“Jika anak muda diberi kesempatan untuk belajar lebih dalam mengenai DIY, akan hadir berbagai produk inovatif bernilai ekonomi. Hadirnya kelas DIY akan memfasilitasi mereka untuk belajar langsung mengenai cara membuat produk sederhana dan bagaimana menggunakan tools dengan aman,” katanya ketika ditemui disela-sela acara.
Tren DIY, lanjutnya, cenderung makin meningkat di Indonesia. Di luar negeri profesi tukang kayu sangat dihargai. Di sini rasa ingin tahu orang meningkat. “Selama saya mengadakan kelas pelatihan wood working 30-40 persen pesertanya adalah masyarakat awam,” ujarnya.
Dia mengaku terjun di wood working bermula dari hobi yang dia rintis sejak tahun lalu lalu. Kemudian, dirinya mencoba menularkan hobinya itu dengan membuat video tutorial dan membuka channel di YouTube sejak tiga tahun terakhir.