Jakarta, Aktual.com — Seorang kolumnis terkemuka di China dibebaskan setelah ditahan awal bulan ini atas kemungkinan terkait dengan surat dalam jaringan yang mengkritik Presiden China Xi Jin-ping, demikian pernyataan kuasa hukum kolumnis tersebut di Beijing, Minggu (27/3) Jia Jia, yang menulis secara rutin di kolom Tencent Online hilang pada 15 Maret lalu, pada menit-menit menjelang jadwal keberangkatannya dengan pesawat dari Beijing menuju Hong Kong.
Kuasa hukumnya, Yan Xin, kepada Kantor Berita Reuters mengatakan bahwa sebelumnya polisi menahan Jia di Bandar Udara Beijing.
Jia telah diingatkan mantan rekannya atas bahaya menerbitkan kembali surat terbuka yang mendesak Xi untuk mengundurkan diri.
Yan, Minggu, menyatakan bahwa tidak mudah menjelaskan secara terperinci mengenai alasan yang tepat atas penahanan Jia tersebut.
Dia menolak memberikan konfirmasi mengenai hal yang berkaitan dengan surat terbuka tersebut.
“Dia sudah dibebaskan dan telah pulang ke rumahnya,” ujar Yan.
Yan menyatakan bahwa Jia tidak bersedia memberikan komentar atas hal itu.
Sebelumnya kepada Reuters, Yan menyebutkan bahwa Jia mengaku tidak menulis surat berisi kritikan terhadap Xi, kecuali hanya menekankan keprihatinannya bahwa sesuatu telah terjadi padanya sebab adanya peringatan dari mantan koleganya mengenai hal itu.
Panggilan kepada polisi Beijing untuk memberikan komentar terkait hal itu, Minggu, tidak dijawab.
Xi memulai tindakan yang belum pernah dilakukan sebelumnya untuk melarang penggunaan internet dan menyensor opini-opini yang tidak mencerminkan sikap para pemimpin Partai Komunis, termasuk menerapkan hukuman atas apa yang oleh pemerintah China dianggap sebagai penyebaran isu-isu melalui media sosial.
Surat daring, yang tersebar secara luas pada awal musim sidang parlementer China bulan ini dan ditandatangani oleh anggota Dewan yang setia kepada Partai Komunis, mencela sikap Xi persoalan-persoalan yang belum pernah terjadi pada rezim-rezim sebelumnya.
Penghilangan Jia memunculkan perhatian dunia internasional dari kelompok-kelompok pemerhati hak asasi manusia, seperti Amnesty International.
Seorang aktivis pengguna internet berkewarganegaraan China yang berada di New York, Amerika Serikat, kepada Reuters, Jumat (25/3), menyatakan bahwa aparat berwenang China telah menahan tiga anggota keluarganya yang terkait dengan surat terbuka seperti Jia.
Reuters sendiri tidak bisa mengonfirmasikan hal itu dan polisi di Provinsi Guangdong sebagai tempat tinggal anggota keluarga aktivis tersebut dan juru bicara Kementerian Luar Negeri China tidak bersedia memberikan komentar terkait penahanan tiga anggota keluarga tersebut.
Sebelumnya beberapa pedagang buku asal Hong Kong juga hilang atas dugaan menerbitkan buku berisi gosip tentang politikus China, termasuk Presiden Xi.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara