Ratusan mahasiswa dari BEM SI terlibat aksi saling dorong dengan Aparat Polisi di Jalan Merdeka Barat, tepatnya di depan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta Pusat, Senin (22/5/2017). Dalam aksi dorong-dorongan dengan petugas Kepolisian, BEM SI mendesak untuk bisa aksi di depan Istana Merdeka. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Konsolidasi Mahasiswa Nasional Indonesia (Komando) Jakarta kembali menggelar aksi solidaritas di depan kampus STIE Ahmad Dahlan, Jakarta, Kamis (26/10).

Demonstrasi digelar untuk mengecam tindakan represif aparat kepolisian dan juga bentuk kriminalisasi terhadap mahasiswa serta rakyat akhir-akhir ini.

Mengusung tema ‘Menolak Lupa, Solidaritas Adalah Panglima’ aksi solidaritas ini diikuti oleh mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Jakarta serta Universitas Pamulang yang tergabung dalam Komando.

Humas Komando Jakarta, Sulistyawan mengatakan, bahwa aksi solidaritas ini merupakan bentuk perlawanan dari tindakan rezim Jokowi – JK yang mencoba membungkam suara mahasiswa sebagai penyambung lidah rakyat.

“Karena kini perguruan tinggi dan para penegak hukum sedang melakukan upaya untuk membungkam gerakan mahasiswa dan rakyat dengan cara ancaman nilai, ancaman DO dan penjara atau berbagai ancaman lainnya,” demikian siaran pers yang diterima redaksi Aktual.com, Kamis (26/10).

Ia juga menjabarkan upaya-upaya pembukaman mahasiswa serta rakyat yang dilakukan Rezim Jokowi – JK saat ini. Dia mengatakan setidaknya ada 3 upaya besar pembukaman mahasiswa dan rakyat saat ini.

“Pertama adalah tindakan kekerasan dan reperesif terhadap Imanuel Silaban mahasiswa fakultas ilmu budaya Universitas Sumatera Utara (Utara) Pada Kamis malam (19/10/2017).

“Imanuel diculik dan dianiaya sampai kondisi saat ini kritis di ruang ICU, ini telah terjadi nyata yang dilakukan oleh satpam USU atas penculikan dan penganiayaan mahasiswa tersebut,” terang Iwan sapaan akrabnya.

Selain itu, kata dia, tindakan penahanan yang dilakukan oleh Polda Metro jaya kepada Wildan Wahyu Nugroho Presma BEM UNS serta Panji Laksono Presma IPB yang keduanya pada aksi 3 tahun Jokowi-JK.

“Bahkan, Wartawan Panji Bahari pada aksi mahasiswa di depan UIN Serang, terkena sasaran kekerasan oleh oknum polisi dari Polres kota Serang. Tragedi berdarah dan penjara bagi mahasiswa dan rakyat terus terjadi,” lanjut Iwan menambahkan.

Atas hal tersebut, Komando Jakarta sangat mengecam segala bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pihak kampus/universitas ataupun aparatur negara terhadap mahasiswa.

“Kita menolak segala bentuk tidakan refresifitas dan kriminalisasi terhadap seluruh gerakan mahasiswa dalam upaya membungkam daya kritis mahasiswa yang berpijak kepada pembukaan UUD 1945 dan Pancasila sebagai landasan dasar cita-cita Indonesia merdeka,” paparnya.

Dia juga mengingatkan agar POLRI sebagai polisi rakyat dapat berpijak kepada karakter Jendral Hugeng dan bersetia terhadap Pancasika dan Tri Brata Polri.

Selanjutnya TNI pun sebagai tentara rakyat juga harus berpijak kepada karakter Jendral Soedirman dan bersetia terhadap Saptamarga.

“Serta menjadikan PANCASILA sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia dalam konsepsi membumikan PANCASILA dalam ketahanan nasional karena PANCASILA adalah perasaan umum dari seluruh rakyat Indonesia,” tandas Mahasiswa Jurusan Hukum UMJ ini.

 

Laporan Fadlan Syiam Butho

Artikel ini ditulis oleh: