Jakarta, Aktual.co — Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, Hinca Panjaitan mengungkapkan, pertandingan babak delapan besar Divisi Utama antara PSS Sleman melawan PSIS Semarang yang diwarnai lima gol bunuh diri, mengarah pada “match fixing” atau pengaturan skor.
“Memang, tapi kami belum bisa mengumumkan hasil sidang saat ini. Yang jelas, pertandingan itu mengarah ke match fixing,” kata Hinca Panjaitan usai rapat Komisi Disiplin PSSI di Hotel Century, Jakarta, Kamis (6/11).
Meski belum mengumumkan secara resmi, Hinca sudah memberikan bocoran jika dua orang otak di balik pertandingan memalukan persepakbolaan nasional itu sudah diketahui. Hanya saja, pria yang juga berprofesi sebagai penasehan hukum itu tidak menjelaskan dengan detail kedua orang tersebut.
“Otaknya sudah ketahuan, tunggu saja. Yang jelas, kami butuh waktu untuk menyusun hasil pemeriksaan yang banyak melibatkan unsur ini,” tambahnya.
Hinca menjelaskan, selain butuh waktu, belum diumumkannya hasil pemeriksaan yang dilakukan Komdis adalah demi mendapatkan keputusan yang akurat.
Komdis PSSI saat ini telah menyelesaikan pemeriksaan terhadap semua pemain yang terlibat dalam pertandingan, jajaran pelatih, ofisial, bahkan perangkat pertandingan. Pemeriksaan tersebut dilakukan dalam tiga tahap.
Tahap pertama pemeriksaan dilakukan pada pelaku gol bunuh diri dari kedua tim, ofisial dan jajaran pelatih serta perangkat pertandingan. Hasil dari sidang pertama itu adalah mendiskualifikasi PSS dan PSIS dari babak delapan besar Divisi Utama.
Pemeriksaan tahap kedua adalah memanggil pemain PSS Sleman yang masuk dalam daftar susunan pemain. Ada 13 pemain yang diperiksa diantaranya mantan pemain nasional Saktiawan Sinaga dan Rasmoyo.
Tahap ketiga, Komdis PSSI memeriksa pemain dari PSIS Semarang, salah satu di antaranya pemain asing Ronald Fagundes.
Meski telah tuntas, Komdis belum mengumumkan hasil pemeriksaan yang dilakukan dan rencana diumumkan Selasa (11/11) mendatang.
Artikel ini ditulis oleh: