Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, berbicara dalam Focus Group Discusion (FGD) menyoal kondisi Sosial Politik, yang digelar oleh Fraksi PKS DPR di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (27/9). Dalam FGD yang mengangkat tema "Pancasila dan Integrasi Bangsa", tersebut, Panglima memaparkan bagaimana Pancasila menjadi dasar negara yang telah dipikirkan oleh para pendiri Bangsa sehingga tetap bertahan menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang memiliki keragamana Suku, Bangsa, Adat, Bahasa yang terbentang dalam ribuan pulang dari Saban sampai Merauke dan nilai tersebut harus dilindungi dari paham apapun agar kita tidak mudah terpecah. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Komisi I DPR RI berencana memanggil Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Palingma TNI Jenderal Gatot Nurmantyo terkait polemik impor senjata api.

Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari mengatakan, DPR ingin meminta penjelasan secara detail terkait impor yang dilakukan Brimob terhadap 280 pucuk senjata tipe Stand Alone Grenade Launcher (SAGl) kaliber 40×46 mm dan amunisi RVL-HEFJ kaliber 40×46 mm dari Bulgaria yang saat ini berada di Bandara Internasional Soekarno Hatta.

“Karena itu kami akan rapat dengan Menhan dan panglima rencananya besok (Selasa, 3/10), tapi ternyata beliau gladi bersih untuk tanggal 5 Oktober (HUT TNI) sehingga minta di reshedule,” kata Kharis di Komplek Parlemen, Senayan, Senin (2/10).

Sementara itu, Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan menyarankan agar dalam rapat ini turut mengundang Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

“Rapat gabungan menjadi salah satu solusi menyamakan persepsi namun kalau ada pertemuan informal tidak masalah antara DPR, pemerintah, Panglima TNI, dan Kapolri,” kata Taufik.

Sebelumnya beredar informasi bahwa ada senjata yang ditahan Badan Intelijen Strategis (BAIS TNI) yaitu senjata Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) Kal 40 x 46 milimeter sebanyak 280 pucuk dan 5.932 butir peluru.

Laporan: Novrizal Sikumbang

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby