Semarang, Aktual.com – Komisi E DPRD Jawa Tengah, meminta Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, meninjau kembali kebijakan uji coba kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah, selama lima hari dalam sepekan.
Anggota Komisi E DPRD Jateng Kadarwati mengatakan, kebijakan uji coba tersebut, akan membebani KBM bagi siswa-i di sekolah kejuruan/SMK. Karena akan menambah jam sekolah lebih panjang setiap harinya.
“Berati, kalau dibagi lima hari, ketemu 10 jam per hari. Kalau masuk pukul 07.00 WIB, tambah 10 jam ditambah istirahat, mau pulang jam berapa? Itu harus ditinjau ulang,” kata Kadarwati dalam diskusi di gedung Berlian komplek DPRD, Semarang, Jumat (18/9).
Ia menyatakan Gubernur Jateng boleh memberlakukan uji coba program lima hari belajar di jenjang pendidikan sekolah menengah/kejuruan. Asalkan, harus melalui kajian secara komprehensif dari berbagai aspek persoalan.
“Uji coba boleh saja, tapi perlu dikaji secara sosial, psikologi, akademik, kajian anak, dan lain-lain. Kami sudah melakukan serap aspirasi ke bawah apa tanggapan masyarakat,” terang Kadarwati.
Menurut Kadarwati, efektivitas siswa menangkap pelajaran, diyakini akan tidak maksimal. “Siwa pasti ngantuk. Kalau sudah ngantuk, siswa disuruh isi air dalam botol pasti tumpah semua,” tegas Kadarwati.
Sejauh ini, ia melihat empat Kabupaten/Kota yang tidak siap melaksanakan program lima hari sekolah tersebut. Ke empat daerah itu adalah Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali, Batang, dan Temanggung.
“Dengan surat tertulis, mereka menyatakan belum bisa melaksanakan. Ini kan masih uji coba, jadi berdasarkan kemampuan masing-masing,” terang Kadarwati.
Ganjar melakukan uji coba program belajar lima hari di sekolah mulai akhir Juli 2015. Hingga menjelang dua bulan uji coba itu diberlakukan, banyak keluhan datang dari kalangan siswa, guru, dan orang tua.
Atas keluhan itu, Ganjar sempat menyatakan uji coba itu sebagai diskresi Gubernur Jawa Tengah. “Program lima hari sekolah itu sudah melalui kajian. Sebelum terbit surat edarannya sudah ada di media dan tidak wajib. Kalau memang tidak siap, boleh tidak melaksanakan,” ungkap Ganjar.
Artikel ini ditulis oleh: