Sebuah helikopter TNI AL dan kapal perang Indonesia dan negara sahabat melakukan sailing pass pada puncak acara Sail Tomini 2015 di Pantai Kayu Bura, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (19/9). Puncak acara Sail Tomini 2015 ini dimeriahkan oleh sejumlah kegiatan diantaranya atraksi budaya tarian kolosal Tomene, terjun payung, sailing pass kapal-kapal perang Indonesia dan negara sahabat dan heli water jump. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/nz/15.

Jakarta, Aktual.com — Anggota Komisi I DPR Sukamta menilai tambahan anggaran Kementerian Pertahanan dan TNI senilai Rp37 triliun pada 2016, masih jauh dari kebutuhan institusi itu.

“Berbagai faktor membutuhkan anggaran yang cukup, kenaikan Rp37 triliun masih jauh dari kebutuhan memenuhi MEF (minimun essential forces),” katanya di Jakarta, Sabtu (26/9).

Dia menjelaskan saat ini ada perubahan lingkungan strategis regional dan kawasan, misalnya di wilayah Laut China Selatan.

Menurut dia, intensitas dan eskalasi di wilayah itu membuat negara-negara yang terlibat, menganggarkan belanja alat utama sistem pertahanan (alutsista) cukup besar.

“Misalnya Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Tiongkok yang akhirnya juga mendorong Jepang mengubah doktrin keamanan dan bela diri,” ujarnya.

Sukamta menilai semua itu menuntut Indonesia untuk waspada dan atisipatif agar apabila suatu saat benar-benar terjadi konflik maka Indonesia tidak tertinggal.

Selain itu, menurut dia, di dalam negeri Indonesia, ancaman separatisme dan terorisme, juga menuntut kewaspadaan “Walaupun itu utamanya tupoksi polisi namun ketika sudah terjadi terorisme bersenjata, TNI harus siap siaga,” katanya.

Politikus PKS itu menjelaskan, di sisi lain kesejahteraan TNI juga mendesak ditingkatkan, seperti banyak perumahan TNI yang kurang layak dan uang lauk pauk.

Menurut dia, semua faktor-faktor tersebut membutuhkan dukungan anggaran yang cukup, sehingga tambahan anggaran Kemhan dan TNI senilai Rp37 triliun dinilainya masih kurang.

Sebelumnya, Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq menegaskan Komisi I setuju penambahan anggaran Kementerian Pertahanan dan TNI tahun 2016 senilai Rp37 triliun.

“Komisi I DPR pada prinsipnya mendukung penambahan anggaran Kemhan dan TNI tahun 2016 senilai Rp37 triliun,” katanya kepada Antara di Jakarta, Jumat (25/9).

Dia menjelaskan, setelah Komisi I DPR menyetujui maka akan diajukan ke Badan Anggaran DPR untuk dibahas lebih lanjut.

Menurut dia, dana tambahan itu akan digunakan untuk kebutuhan kesejahteraan pegawai dan pembelian alutsista.

“Paling banyak (digunakan) untuk alutsista sekitar Rp30 triliun,” ujarnya.

Tahun anggaran 2015, Kementerian Pertahanan dan TNI mendapat Rp102 triliun dengan alokasi untuk alutsista sekitar Rp40 triliun.

Sementara itu, pada 2016 pagu anggaran Kemhan dan TNI hanya Rp95 triliun atau turun sekitar Rp7 triliun dibandingkan anggaran 2015.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan